JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan akuisisi sebagian kepemilikan dua ladang minyak Rosneft, North Chaivo dan Russkoye bisa rampung sebelum berakhirnya kuartal I 2017. Kedua lapangan yang ditawarkan Rosneft merupakan bagian dari kesepakatan kerja sama pembangunan kilang Tuban di Jawa Timur.

Setelah resmi diakuisisi, Pertamina akan menguasai 20 persen hak partisipasi di lapangan North Cahivo di Pulau Shakalind. Serta mengakuisisi saham Rosneft sebesar 37,5 persen dalam proyek lapangan migas Russkoye.

“Kesepakatan final closing mestinya di kuartal pertama ini,” ujar Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina di Jakarta.
Menurut Syamsu, Pertamina sudah mengirimkan proposal jauh-jauh hari, sehingga bisa dibahas mengenai berapa nilai dari pengambilalihan sebagai hak partisipasi di kedua lapangan minyak Rosneft tersebut.

“Kita sudah kirim, untuk Blok Russkoye sama North Chaivo. Kita lagi komunikasi intens untuk bicara berapa valuenya,” kata dia.

Pertamina agresif meningkatkan penguasaan terhadap ladang-ladang migas di luar negeri sebagai bagian dari meningkatkan ketahanan energi nasional. Perseroan tercatat telah meningkatkan kepemilikannya menjadi 64 persen di Maurel and Prom (M&P) perusahan migas asal Perancis yang memiliki kapasitas produksi sekitar 30 ribu barel per hari (bph).

Selain itu, pada akhir Februari 2017, Pertamina secara resmi akan melayangkan proposal untuk bisa mengakuisisi dua lapangan minyak Ab-Teymoura dan Mansouri milik National Iranian Oil Company (NIOC).

Meskipun memiliki saingan untuk bisa menguasai ladang minyak onshore yang memiliki cadangan lebih dari lima miliar barel itu, Syamsu optimistis Pertamina akan dipilih sebagai pemenang untuk ambil bagian di kedua lapangan minyak tersebut.

“Jadi tanggal 11 Februari tim kita ke Iran untuk mengadakan workshop dengan NIOC untuk finalisasi (proposal). Target proposal kan akhir Februari, tetapi mungkin kita bisa lebih cepat,” tandas Syamsu.(RI)