JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan Saudi Aramco akhirnya menyepakati pembahasan untuk membentuk perusahaan patungan (joint venture) untuk merevitalisasi Kilang Cilacap. Kedua perusahaan sepakat mempercepat penyelesaian kilang pada 2021.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, menyatakan proses percepatan pengembangan Kilang Cilacap akan dilakukan dengan percepatan pembahasan Basic Engineering Design (BED) yang saat ini dilakukan oleh tim kedua pihak di Reading, Inggris.

“Kita lakukan persiapan untuk proyek ini, BED dikerjakan di Reading, UK. Kedua tim engineeer disana target selesai February 2017,” kata Dwi usai penandatanganan JV Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Cilacap di kantor Pertamina, Kamis (22/12).

Setelah tahapan BED dilakukan, tim kedua perusahaan akan melakukan evaluasi keekonomian proyek melalui bankable feasibility study. Pembentukan perusahaan patungan sendiri nantinya akan berdasarkan penilaian dari front and engineering design yang dilakukan setelah tahapan BED.

Pertamina sendiri dalam proyek ini akan memiliki saham mayoritas 55 persen dan Saudi Aramco menguasai 45 persen. Pembagian ini sudah sesuai dengan kesepakatan kedua perusahaan dalam head of agreement yang ditandatangani akhir 2015.

Menurut Dwi, jika sudah selesai terbangun, kilang Cilacap nantinya akan mampu menghasilkan produk seperti gasoline lube oil dan petrokimia. “Produksi gasoline sebesar 80 ribu barel per Hari (bph), minyak jenis diesel sebesar 60 ribu bph serta bahan bakar pesawat sebesar 60 ribu bph,” ungkapnya.

Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina, mengatakan selain mengalami peningkatan kapasitas dari 358 ribu bph menjadi 400 Ribu bph, kualitas pengolahan di kilang Cilacap setelah direvitalisasi nantinya juga akan berkembang jauh dengan standar NCI menjadi 9,4 meningkat pesat dari sebelumnya yang hanya 4.
Dengan adanya peningkatan kualitas tersebut maka kilang Cilacap akan mampu menghasilkan produk dengan standar paling tinggi.

“Untuk gasoline euro 5, untuk lube oil bahkan bisa euro 5 atau euro 6 untuk petrokimia tambahan akan sangat signfiikan,” kata Rachmad.

Amin Nasser, President Director and Chief Executive Officer Saudi Aramco, mengungkapkan dengan pengalaman dan teknologi yang dimiliki, Saudi Aramco optimistis bisa mencapai target dalam pecepatan pengembangan kilang Cilacap.

Nasser mengapresiasi Pertamina sebagai representasi negara Indonesia di sektor migas yang telah menunjukkan perkembangan pesat, baik dalam industri migas internasional terutama dalam rencana pengembangan kilang.
“Indonesia pasar yang baik untuk investasi. Ini langkah maju untuk kerja sama yang sudah terjalin. Kita sedang bekerja untuk segera selesaikan desainnya,” kata dia.(RI)