JAKARTA – PT Pertamina (Persero) dan Rosneft Oil Company, perusahaan minyak dan gas asal Rusia, resmi membentuk perusahaan patungan (joint venture), PT Pertamina Rosneft Pengolahan dan Petrokimia (PRPP). PRPP akan membangun dan mengoperasikan kilang minyak baru yang terintegrasi dengan kompleks petrokimia (New Grass Root Refinery and Petrochemial/NGRR) di Kabupaten Tuban, Jawa Timur.

Achmad Fathoni Mahmud Achmad, Direktur PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), anak usaha Pertamina, mengatakan Pertamina dan Rosneft akan menggelontorkan dana yang dibutuhkan untuk membangun NGRR Tuban dengan total biaya sebesar US$15 miliar sesuai dengan kepemilikan saham. Kedua perusahaan sepakat komposisi saham di PRPP, sebesar 55% dikuasai Pertamina dan sisanya 45% Rosneft.

“Proyek ini akan meningkatkan kemandirian dan ketahanan energi dengan meningkatkan produksi bahan bakar minyak nasional yang berkualitas Euro V. Kilang juga akan menghasilkan produk baru petrokimia,” kata Achmad, Selasa (28/11).

Penguasaan saham Pertamina di PRPP dilakukan melalui Kilang Pertamina Internasional. Sementara Rosneft melalui perusahaan afiliasinya Petrol Complex PTE LTD. Penandatanganan akta pendirian perusahaan patungan dilakukan di Kantor Badan Koordinasi Penanaman Modal (BPKM) dengan memanfaatkan layanan prioritas Tim Layanan Layanan Izin Investasi 3 jam (II3J) – PTSP di Jakarta.

NGRR Tuban ditargetkan menghasilkan produk BBM jenis gasoline sebesar 80 ribu barel per hari, solar 99 ribu barel per hari, dan Avtur 26 ribu barel per hari.
“Untuk produk baru petrokimia adalah polipropilen 1,3 juta ton per tahun, polietilen 0,65 juta ton per tahun, stirena 0,5 juta ton per tahun dan paraksilen 1,3 juta ton per tahun,” ungkap Achmad dalam keterangan tertulisnya.

Kilang Tuban adalah satu dari dua kilang baru yang rencananya dibangun Pertamina dalam hingga 2025. Dalam proyeksi pengembangan mega proyek yang dirilis perusahaan beberapa waktu lalu Pertamina masih meyakini kilang Tuban masih bisa diselesaikan sesuai dengan rencana yakni pada 2024.

Dalam mega proyek pengolahan sebenarnya ada enam kilang yang masuk daftar pembangunan dan revitalisasi. Selain Tuban, proyek kilang baru lainnya adalah kilang Bontang yang saat ini tengah dilakukan seleksi pemilihan partner. Empat kilang lainnya yang direvitalisasi atau dikembangkan adalah kilang Cilacap, Balongan, Balikpapan dan Kilang Dumai.

Jika sudah selesai seluruh pembangunan dan pengembangan kilang maka kapasitas penyimpanan dan pengolahan minyak Pertamina akan menjadi dua juta barel per hari dari kondisi saat ini yang hanya satu juta barel per hari.

Pertamina sebagai pemegang saham mayoritas menempatkan dua perwakilan dijajaran direksi PRPP, yakni Amir H. Siagian sebagai Presiden Direktur dan Bambang Sembodo sebagai Direktur. Sementara Rosneft menempatkan satu perwakilannya di jajaran Direksi yakni Alexander Dmitriev.(RI)