JAKARTA – PT Pertamina akan mempercepat upaya pengembangan kilang Balongan, sehingga bisa paralel dengan penyelesaian kilang Balikpapan yang ditargetkan rampung pada 2019. Untuk mempercepat revitalisasi kilang, Pertamina dan Saudi Aramco akan kembali bertemu untuk membahas kelanjutan program pengembangan kilang pada 22 Desember 2016. Ada tiga kilang yang rencananya akan dikerjakan bersama Saudi Aramco, yakni kilang Cilacap, Balongan dan Dumai.

“Bulan depan harusnya kita start. Tapi Balongan tidak terlalu susah karena crude Distillation Trerating Unit (DTU) kilang,” kata Rachmad Hardadi, Direktur Megaproyek Pengolahan dan Petrokimia Pertamina disela Pertamina Energy Forum 2016 di Jakarta, Rabu (14/12).

Menurut Rachmad, percepatan pengembangan kilang Balongan bertujuan untuk menyeimbangkan proses pengolahan minyak mentah. Saat selesai nanti kilang Balikpapan tidak akan bisa memproduksi nafta dan akan dialihkan ke kilang Balongan saat telah selesai dikembangkan.

“Artinya Balongan harus segera dibangun pada kesempatan pertama. Seyogyanya pada saat projek RDMP di Balikpapan mulai berjalan,” tukasnya.

Pertamina menyiapkan investasi sekitar US$ 2,7 miliar untuk revitalisasi kilang Balongan. Nantinya setelah revitalisasi, kilang Balongan bisa memproduksi bahan bakar minyak (BBM) berstandar Euro 5.

Rachmat mengatakan Pertamina menargetkan pada 2023 seluruh infrastruktur kilang mempunyai nielsons index rata-rata 9 ke atas dan mampu mengolah minyak jenis sour crude, yang ketersediaannya melipah di pasar minyak internasional dengan harga sangat kompetitif.

“Pada saat itu saya tidak khawatir kita bisa bersaing dengan hasil produk kilang di Asia. karena kita paling tinggi, paling baru dan menggunakan teknologi terbaru,” tambahnya.

Kilang-kilang Pertamina ditargetkan juga membuat Indonesia tidak lagi melakukan impor BBM. Dengan asumsi
peningkatan konsumsi gasoline yang terjadi dengan adanya kilang maka tidak akan lagi ada gap atau selisih antara konsumsi dan suplai.

Saat ini konsumsi BBM nasional sekitar 1,6 juta barel per hari (bph) dan ketersediaan pasokan di dalam negeri hanya sekitar 820 ribu bph.

RDMP kilang yang menyasar pada kilang Balongan, Cilacap, dan Dumai diproyeksikan mendongkrak kapasitas pengolahan minyak mentah dari posisi saat ini menjadi 1,68 juta bph atau dua kali lipat. Fleksibilitas kilang juga meningkat, antara lain ditunjukkan dengan kemampuan untuk mengolah minyak mentah dengan tingkat kandungan sulfur setara dua persen. Saat ini kandungan sulfur pada minyak mentah yang dapat ditoleransi hanya 0,2 persen.(RI)