JAKARTA – PT Pertamina (Persero) menargetkan akan mengurangi impor langsung dari pasar bahan bakar minyak (BBM) jenis premium hingga 15% dengan ditandatanganinya kesepakatan kerja sama pengelolaan minyak mentah dengan Shell International Eastern Trading Company (SIETCO) dengan skema Crude Processing Deal (CPD).

“Saat ini volume konsumsi BBM berupa premium RON 88 sebesar 50% dipenuhi dari impor langsung, jadi sebenarnya skema ini untuk mengurangi volume pembelian pasar kita dari Singapura,” kata Daniel S. Purba, Senior Vice President Integrated Supply Chain (ISC) Pertamina, Rabu (31/8).

Lebih lanjut Daniel menjelaskan setiap bulan Pertamina akan mendapatkan kiriman premium dari SIETCO sebesar satu juta barel dengan minyak yang berasal dari Irak. Kerja sama sendiri dimulai sejak awal 2016. Pertamina melakukan kontrak dan menyeleksi berbagai perusahaan yang memiliki fasilitas di region Asia Pasifik hingga akhirnya terpilih SIETCO.

“CPD prosesnya enam bulan kita hub kilang-kilang di Asia Pasifik untuk bisa mengelola minyak mentah yang dimiliki Pertamina, kali ini dari Irak. Hasil dari investasi dari sana atau yang beli langsung. Sebelumnya minyak ini kita pasarkan di pasar internasional,” ungkap dia.

Menurut Daniel, Pertamina dipastikan mendapatkan keuntungan dengan adanya skema pengelolaan minyak ini. “Perbandingan efisiensi yang dihasilkan  kurang lebih sekitar 15% lebih bagus harganya ketimbang beli secara langsung,” kata dia.

Darwin Silalahi, Presiden Direktur Shell Indonesia, mengatakan kerja sama ini diharapkan menjadi fondasi awal untuk bisa dilakukan kerja sama lebih insentif antar perusahaan. “Kami harap bisa melanjutkan kerja sama lebih lanjut untuk mendukung berbagai target Pertamina sebagai perusahaan migas nasional terbesar di Indonesia,” kata dia.

Sementara itu, Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, menyatakan dengan adanya kerja sama CFD dengan Shell maka negara dan Pertamina sufah jelas berubah, tidak seperti masa lalu yang selalu dapat tekanan terhadap impor produk.

“Sejauh ini CPD mampu tingkatkan persaingan pada proses tender produk minyak Pertamina, karena itu kita akan kaji potensi untuk perbaikan dan peningkatan pelaksanaan CPD di masa depan,” tandas Dwi.(RI)