JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengubah strategi pengembangan lini bisnis megaproyek kikang, terutama yang dikerjasamakan dengan mitra, seperti proyek pembangunan kilang Tuban yang dikerjasamakan dengan Rosneft dan Kilang Cilacap yang bermitra dengan Saudi Aramco.

 

Elia Massa Manik, Direktur Utama Pertamina, mengatakan ada aturan baru yang menyebabkan Pertamina mengubah strategi guna memastikan tidak adanya gangguan finansial karena liability proyek kilang tersebut cukup besar. Salah satu poin yang dinegosiasikan adalah Pertamina tidak lagi menjadi off taker utama hasil produksi kedua kilang tersebut.

“Sesuai dengan aturan baru kalau kita berikan off take garanty kita harus akui liability projek buku kita. Cilacap US$ 5,8 milar dan Tuban US$ 15 miliar. Nah aturan itu diterapkan akhir 2016, nanti kita bicara dengan partner bagaimana kita kurangi exposure liability,” kata Massa saat disela rapat dengar pendapat dengan Komisi VII DPR di Jakarta, Selasa (6/6).

Rachmad Hardadi, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, mengatakan secara keseluruhan program New Grass Root Refinery (NGRR) Tuban dan Bontang, serta revitalisasi kilang Balikpapan, Balongan, dan Cilacap masih harus melalui persiapan desain sebelum dimulainya konstruksi.

Untuk kilang Tuban saat ini masih dalam tahapan technical feasibility study, bankability report serta licensor selection. Ketiga proses tersebut ditargetkan rampung pada kuartal kedua tahun ini.

“Langkah selanjutnya ada Pre Investment Decision, AMDAL, pengerjaan Basic Engineering Design (BED) serta pembahasan skema KSP (Kerjasama Pemanfaatan) lahan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLKH),” kata dia.

Rachmad menegaskan selain kilang Tuban, kilang Bontang juga masih terus berjalan prosesnya dimana saat ini tahapan seleksi partner masih dilakukan Pertamina. “Penetapan partner dan framework agreement antara kuwartal kedua atau ketiga tahun 2017 setelah itu langsung diikuti dengan pelaksanaan BFS,” ungkap dia.

Selain NGRR, proyek pengembangan kilang juga dipastikan tetap berjalan. Untuk kilang Balikpapan, Cilacap dan Balongan rata-rata baru akan memulai proses selanjutnya pada kuartal kedua dan ketiga tahun ini.

Untuk Kilang Balikpapan saat ini sudah masuki tahap Front Eng Engineering Design (FEED) setelah sebelumnya telah selesaikan proses Basic Engineering Design (BED), Amdal Site Preparation

“Final Investment Decision (FID) di kuartal ketiga dan dilanjutkan dengan Long Lead Item dan EPC Contract Award dan fase kedua revitalisasi diharapkan bisa dimulai melalui tahap Basic Enggineering Design (BED) Package dan ditargetkan selesai 2021,” ungkap Rachmad.

Sementara untuk kilang Balongan, Linear Programming akan dimulai pada kuartal ketiga tahun ini dan selanjutnya dengan pemilihan licensor di akhir tahun dan ditargetkan akan rampung pada 2021.

Kilang Cilacap yang bekerja sama dengan Saudi Aramco target on stream masih pada tahun 2023. “Untuk Kuartal kedua tahun ini ditargetkan akan rampung tahapan Pre Invesment Decision dan diikuti dengan proses AMDAL dan FEED di akhir tahun 2017,” kata Rachmad.(RI)