JAKARTA – PT Pertamina (Persero) meminta tambahan waktu ke pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap delapan blok minyak dan gas yang diserahkan ke Pertamina untuk dikelola mulai tahun depan. Penerapan skema kontrak bagi hasil gross split menjadi salah satu alasan Pertamina untuk menhitung ulang nilai keekonomian dan efisiensi yang harus dilakukan.

Syamsu Alam, Direktur Hulu Pertamina, mengatakan pada awalnya Pertamina meminta delapan blok tersebut untuk dikelola. Namun perhitungan awal masih menggunakan skema cost recovery.

“Ketika menerima penugasan diberikan delapan blok dengan gross split tahun depan, menurut perhitungan kita itu sangat menantang. Kita minta tambahan satu bulan untuk mengevaluasi” kata Syamsu di Jakarta, Kamis.

Menurut Syamsu, pada awalnya Pertamina tidak masalah untuk menerapkan gross split pada satu lapangan, yakni Blok Offshore North West Java (ONWJ). Namun ketika delapan blok diserahkan dengan skema gross split sudah dipastikan butuh biaya yang tidak sedikit untuk mengelola. Apalagi delapan blok tersebut tergolong lapangan mature karena sudah bertahun-tahun produksi.

“Kita punya banyak blok migas yang dikelola harus cerdas untuk ciptakan efisiensi. Sekarang kita pusatkan pengadaan yang diharapkan dapat ciptakan efisiensi,” kata dia.

Delapan blok yang telah resmi diserahkan pengelolaannya ke Pertamina pasca habis kontraknya adalah Blok Sanga-Sanga, South East Sumatera, Blok Tengah, East Kalimantan, Attaka, North Sumatera Offshore (NSO), Joint Operating Body (JOB) Pertamina-Petrochina East Java Blok Tuban dan JOB Pertamina-Talisman Blok Ogan Komering.
Beberapa waktu lalu pemerintah dan Pertamina memang sempat melakukan pembahasan secara maraton untuk tentukan bagi hasil serta kontrak delapan blok tersebut.

Arcandra Tahar, Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), menegaskan tidak ada niatan pemerintah untuk memberikan beban tambahan ke Pertamina. Dengan diserahkannya delapan blok ke Pertamina membuktikan pemerintah ingin membesarkan perusahaan migas nasional itu. “Nilai aset mereka juga akan bertambah. Kita mau agar Pertamina semakin besar dengan diserahkannya blok-blok tersebut,” kata Arcandra.(RI)