JAKARTA – PT Pertamina Lubricants, anak usaha PT Pertamina (Persero), menargetkan mempertahankan penguasaan 60% pangsa pasar pelumas domestik. Untuk itu, perseroan tetap akan agresif melakukan penetrasi di tengah kompetisi pasar pelumas domestik yang sangat ketat.

“Market share tetap 60% saja kita sudah akan tumbuh 4%. Kita pertahankan growth 4%. Dulu prediksinya kita hanya bertahan di 40%, tapi sekarang sudah hampir lima tahun stay di 60%,” ujar Afandi, Direktur Utama Pertamina Lubricants di sela-sela acara buka puasa bersama Editor Energy Society (E2S) di Jakarta, Senin malam (12/6).

Pertamina Lubricants saat ini memiliki tiga pabrik pelumas di Jakarta, Cilacap dan Gresik. Ketiga pabrik tersebut memiliki total kapasitas produksi hingga 535 ribu kiloliter per tahun.
Selain itu, perseroan memiliki tiga gudang yang menjadi stok nasional, 24 depot supply point, tujuh sales region, lebih dari 160 distributor, lebih dari 2.000 outlet Bright Olimart, Olimart, Bengkel Enduro dan Enduro Express. Serta penjualan di lebih dari lima ribu SPBU.

Menurut Afandi, berbagai upaya dilakukan perseroan untuk tetap mempertahankan pangsa pasar pelumas domestik. Selain meningkatkan brand awareness, aset-aset yang ada juga ditingkatkan kemampuannya. Salah satunya dengan memperbaharui depo-depo penyimpanan pelumas.

“Kita punya 24 depo pelumas untuk menjaga mutu pelumas. Kita investasi Rp500 miliar tahun ini untuk memperbaharui aset yang ada,” ungkap dia.

Menurut Afandi, pasar industri merupakan pasar potensial yang terus menjadi target perusahaan. Apalagi, tahun ini beberapa industri yang sebelumnya lesu mulai bergeliat naik. Karena itu, Pertamina Lubricants akan tetap menjadikan industri-industri utama yang ikut menggerakan perekonomian nasional sebagai pasar utama seperti pertambangan, minyak dan gas bumi, perkapalan, semen, pembangkit listrik (power plant), petrochemical, perusahaan kertas dan karet serta lainnya.

“Berbagai industri tersebut membutuhkan pelumas dalam volume yang cukup besar dan dengan karakter pelumas yang terbilang khusus,” kata dia.

Pertamina Lubricants juga telah bersinergi dengan berbagai BUMN, seperti PT PLN (Persero), PT Kereta Api Indonesia (KAI), dan PT Pelayaran Indonesia (Pelni) yang 100% menggunakan pelumas perseroan.

Afandi mengatakan pada tahun ini Pertamina Lubricants terus mengalami peningkatan kinerja dalam sektor industri maupun otomotif. Jika dibanding periode yang sama  2016, Pertamina Lubricants mengalami peningkatan 2,5% dari total penjualan pelumas Pertamina untuk kedua sektor.

Redesmon Munir, Vice Presiden Sales and Marketing Domestic Industry Pertamina Lubricants, menambahkan saat ini permintaan pelumas di sektor pertambangan cenderung naik seiring perbaikan harga komoditas tambang.

“Sektor mining paling banyak menyerap sekarang ini, apalagi sekarang harganya lagi naik. Untuk marine, sekarang agak tiarap,” kata Redesmon.(AT)