GRESIK – PT Pertamina Lubricants, anak usaha PT Pertamina (Persero)  bersama aparat penegak hukum, Kejaksaan Negeri Banjarmasin dan pihak terkait yakni perusahaan pemanfaat melakukan pemusnahan pelumas palsu di Gresik, Jawa Timur,  Rabu (20/9).

Total pelumas palsu yang dimusnahkan adalah 220 drum dengan berbagai merek Pertamina dari berbagai varian serta sejumlah produk segel kecil dan besar hasil dari tiga perkara yang telah diputus Pengadilan Negeri Banjarmasin pada 11 Januari 2017, 13 Juni dan 22 Juni 2017.

Sebanyak 500 drum pelumas palsu hasil sitaan dari dua putusan Pengadilan Negeri Banjarmasin pada akhir Juli 2017 juga telah di

musnahkan.
Fitri Erika, Corporate Secretary Pertamina Lubricants,  mengatakan Pertamina Lubricants mendukung penuh berbagai upaya yang dilakukan oleh instansi penegak hukum untuk menangani kasus-kasus pemalsuan pelumas yang beredar ditengah masyarakat dan berkomitmen akan menindak tegas para pelaku pemalsuan sebagai bagian dari upaya perlindungan konsumen.
“Untuk kasus pelumas palsu, konsumen sangat dirugikan. Oleh karena itu, kami menyambut baik kerja sama dengan instansi penegak hukum.” ujar Erika.
Sepanjang 2016 – 2017, lima kasus pemalsuan pelumas merek Pertamina di Banjarmasin, Kalimantan Selatan telah dibawa ke pengadilan dan telah berkeputusan tetap.
Pada kasus ini, tiga terpidana, Abdul Muin, Naftali Wijaya alias Acing, dan Shono Bin Amir Sukamto dinyatakan bersalah melakukan tindak pidana pengelolaan limbah B3 (oli bekas) tanpa izin dan tindak pidana perlindungan konsumen. Serta dengan tanpa hak menggunakan merek yang mempunyai persamaan pada pokok dengan milik terdaftar milik pihak lain untuk diperdagangkan.
Menurut Erika, upaya penanganan kasus pemalsuan oli akan terus dilakukan secara bertahap pada tujuh wilayah pemasaran Pertamina Lubricants. Pada tahap awal, penanganan dilakukan di Banjarmasin seiring indikasi banyaknya kasus pemalsuan.
Dia menambahkan  tidak semua produk yang dipalsukan adalah merek Pertamina, namun ini merupakan bentuk tanggung-jawab sebagai produsen pelumas terbesar di Indonesia.
“Kerugian dengan adanya pelumas palsu bukan hanya dirasakan oleh konsumen, namun juga negara dan masyarakat secara keseluruhan. Bahaya menggunakan pelumas yang palsu adalah dapat mengakibatkan kerusakan alat yang dilumasi, jadi sebenarnya, dampak paling negatif adalah pada masyarakat pengguna, ” ungkap Erika.
Arif Wibowo, Sales Area Manager VI Banjarmasin Pertamina Lubricants, mengatakan besarnya jumlah pelumas palsu yang beredar ini sangat mengkhawatirkan.
“Dapat dibayangkan jumlah peralatan yang akan segera atau sudah rusak akibat penggunaan pelumas palsu ini. Untuk itu, kami menghimbau agar seluruh masyarakat terutama di Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah untuk membeli pelumas Pertamina dari Distributor resmi. Hal ini bertujuan agar masyarakat terhindar dan pelumas palsu,” ujar Arif.
Arif menambahkan Pertamina selalu berupaya mencegah pemalsuan pelumas dengan menerapkan berbagai sistem. Namun langkah antisipatif yang paling penting adalah sebaiknya membeli langsung pelumas Pertamina dari distributor resmi Pertamina.
“Ini merupakan langkah paling aman yang dapat dilakukan,” tandas dia, (AT)