JAKARTA –  PT Pertamina (Persero) berencana melakukan pemeliharaan rutin (Turn Around/TA) atau Kilang Balongan. Pemeliharaan kilang  akan dikerjakan pada pertengahan 2018.
Toharso, Direktur Pengolahan Pertamina, mengatakan turn around Kilang Balongan pada 2018 dilakukan bersamaan dengan upgrading untuk meningkatkan kemampuan pengolahan kilang.
Pemeliharaan Kilang Balongan sebenarnya sudah selesai dilakukan pada awal 2017, yakni sejak 23 Januari hingga 25 Februari. Pemeliharaan  tahun depan pun sebagai tindak lanjut dari turn around  yang telah dilakukan tersebut.
“TA besarnya sudah selesai, nanti tinggal 2018 upgrade agar kami bisa produksi sour crude, sour crude itu cost down lah,” ujar Toharso saat ditemui Dunia Energi usai peluncuran Pertamax Turbo di Jakarta, Rabu (20/12).
Selama ini beberapa produk yang bisa dihasilkan dari Kilang Balongan antara lain LPG, Propylene, BBM seperti Polygasoline (mogas dengan RON 98), Naptha (RON 92), serta Light Sycle Oil (LCO) dan Decant Oil (DCO).
Pada pemeliharaan lanjutan akan dilakukan paling lambat pada semester I 2018.
Menurut Toharso, saat turn around nanti Pertamina telah menyiapkan rencana upgrade kilang untuk meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.
“Kilang sambil turn around  sambil upgrade. Karena itu sulfur, kalo sour kan sulfur tinggi, kalau sweet sulfur rendah. Kalau sulfur tinggi mudah korosi, mesin gampang keropos. Supaya tidak keropos, musti diupgrade, yang besi-besi biasa diganti stainless,” tutur dia.
Kilang Balongan merupakan salah satu kilang yang masuk dalam rencana revitalisasi melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP). Kilang yang berlokasi di Jawa Barat ini memiliki kapasitas produksi 125 ribu barel per hari. Teknologi proses dan peralatan kilang saat ini, nilai kompleksitas kilang Balongan adalah 11,7 mengacu pada perhitungan Nelson Complexity Index atau yang tertinggi di antara kilang Pertamina lainnya.(RI)