JAKARTA – PT Pertamina (Persero) melalui Program CSR & SMEPP memberikan kemudahan bantuan permodalan untuk mengatasi kekurangan modal bagi nelayan di Provinsi Banten. Bantuan dana kemitraan sebesar Rp 3 miliar diberikan kepada 60 nelayan di dua desa yakni Desa Cituis dan Kronjo, Tangerang, Banten.

Agus Mashud, Vice President CSR & SMEPP Pertamina, mengatakan sebagai badan usaha milik negara, Pertamina tidak saja menyediakan energi dalam bentuk bahan bakar minyak dan gas, namun juga terlibat dalam mendorong kemandirian dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk nelayan di wilayah Banten.

Pada 2017, Pertamina menyalurkan dana program kemitraan kepada para nelayan yang berasal dari Kecamatan Kronjo, Tangerang Banten yang selama ini menyuplai sebagian besar kebutuhan ikan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Program pemberdayaan bagi nelayan dikembangkan bersama dengan Institut Pertanian Bogor (IPB) yang membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan teknis dan memperluas jangkauan pemasaran hingga ke hotel, restoran dan konsumen besar di wilayah Ibukota. Melalui program tersebut, Pertamina berharap nelayan miskin di pesisir Banten akan mampu berkembang dan memiliki pendapatan yang lebih besar, karena telah memutus sebagian mata rantai distribusi.

“Kami berikhtiar memberdayakan para nelayan agar tumbuh dan lebih sejahtera, karena harga beli dari kami lebih besar,” kata Agus dalam keterangan tertulisnya, Minggu (16/7).

Selain bantuan untuk nelayan, Pertamina juga telah mengembangkan berbagai kegiatan kemitraan di sektor perdagangan, jasa dan industri. Total bantuan kemitraan di wilayah Provinsi Banten hingga Juni 2017, telah mencapai Rp 1.4 miliar.

Adapun untuk program CSR dan Bina Lingkungan yang meliputi Program Warung Balita Sehati, Grogol, Kecamatan Gerem, Konservasi Badak Bercula Satu dan edukasi kepada sekolah, optimalisasi padang penggembalaan Pulau Peucang, bantuan Taman Kota Cilegon, budidaya Lele Biofolk Farm Kecamatan Grogol Cilegon, pengobatan gratis Suku Baduy, donasi sepatu “Setapak”, dan budidaya Hidroponik Tanjung Gerem. Hingga akhir Juni 2017 sudah tersalurkan Rp 1,1 miliar.(AT)