CIREBON – PT Pertamina EP Cepu (PEPC), anak usaha PT Pertamina (Persero) yang mengelola Blok Cepu di Jawa Timur segera merealisasikan pengambilan hak partisipasi (participating interest/PI) 45% yang dikuasai Exxonmobil di proyek Jambaran Tiung Biru (JTB). Rencana akuisisi hak partisipasi tersebut ditargetkan bisa direalisasikan paling lambat Mei 2017.

Adriansyah, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, mengatakan saat ini Pertamina EP Cepu bersama dengan tim Pertamina tengah melakukan negosiasi intensif dengan Exxonmobil terkait kesepakatan harga PI yang harus ditebus PEPC untuk secara penuh mengelola JTB, serta interpretasi hal perpajakan.

“Hak kelola Exxonmobil akan kita hargai secara komersial sesuai praktek business to business, Exxonmobil tidak akan punya hak kembali ke JTB,” kata Adriansyah di Cirebon, Jawa Barat.
Proyek JTB merupakan bagian dari wilayah Blok Cepu. PEPC memiliki saham 45%, Ampolex (anak usaha Exxon) 24,5% , Exxon 20,5% dan BUMD 10%.

Akuisisi hak partisipasi Exxonmobil merupakan tindak lanjut Surat Menteri ESDM No 9/13/MEM.M/2017 tertanggal 3 Januari 2017 yang memerintahkan Pertamina untuk mengembangkan secara penuh lapangan JTB dan menyelesaikan perbahasan dengan ExxonMobil secara business to business.
“Kami sudah menandatangani interim agreement pada Maret 2017. Saat ini masa transisi sudah mulai berjalan,” tegas dia.

Menurut Adriansyah, Pertamina EP Cepu target rampungnya negosiasi dengan Exxonmobil pada Mei untuk mengejar jadwal atau roadmap pengembangan Jambaran Tiung Biru yang sudah jauh hari direncanakan. Pasalnya, jika terus mundur dikhawatirkan harga gas dari proyek tersebut juga akan berubah karena nantinya akan berdampak pada nilai keekonomian lapangan yang semakin menurun.
“Kita tidak mau mundur, untuk menghindari potential loss selama kontrak,” tukasnya.

Setelah negosiasi tuntas, diharapkan pada 2020 proyek Jambaran Tiung Biru sudah dapat berproduksi. Sambil menunggu pemhahasan, saat ini pengembangan Lapangan Jambaran Tiung Biru sedang dalam pelaksanaan EPC Early Civil Work (ECW).

Adriansyah mengatakan seluruh komponen transisi alih kelola hak partisipasi sudah siap, termasuk alokasi gas yang akan disalurkan. Proyek Jambaran Tiung Biru ditargetkan mampu memproduksikan gas sebesar 172 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) dari kapasitas plant sebesar 330 MMSCFD. Rencananya seluruh gas akan diserap Pertamina melalui anak usahanya PT Pertamina Gas (Pertagas).

“Surat alokasi juga sudah kami dapatkan, PJBG sudah siap, jika kesepakatan tercapai besoknya sudah siap eksekusi semuanya,” ungkap Adriansyah.

Syamsu Alam Direktur Hulu Pertamina, mengamini rencana Pertamina EP Cepu untuk mengakuisisi hak kepemilikan Exxonmobil di Jambaran Tiung Biru. Meskipun menolak membeberkan nilainya, Syamsu menegaskan jumlahnya tidak akan membebani keuangan internal perusahaan.

Pertamina sudah mempersiapkan anggaran dari internal perusahaan yang dibutuhkan sejak tahun lalu ketika Exxonmobil sudah menunjukkan tanda-tanda menolak kesepakatan harga gas yang akan dijual dari Jambaran Tiung Biru.

“Kita sudah siapkan anggaran. Dari Januari tahun lalu sudah kita antisipasi dan masuk rencana capex,” kata Syamsu.(RI)