JAKARTA – PT Pertamina (Persero) mengkaji kapasitas pembangunan New Grass Root Refinery (NGRR) Pertamina yakni Tuban dan Bontang. Kedua  kilang yang semula dirancang berkapasitas 300 ribu barel per hari (bph) diperkirakan bisa ditingkatkan kapasitasnya dalam proses pembangunan.

Rachmad Hardadi, Direktur Mega Proyek dan Petrokimia Pertamina, menyatakan kajian penambahan kapasitas kilang bisa dilakukan saat tim mulai melakukan desain pembangunan kilang. Penggunaan peralatan dan barang yang menjamin tingkat maksimal daya tahan konstruksi kilang jika ditingkatkan kapasitasnya.
Kapasitas kilang diperkirakan bisa dikembangkan menjadi 400 ribu bph. Misalnya saja untuk kilang Tuban yang saat ini dalam proses licensor selection, dan setelah itu bisa ditentukan apakah mau dikembangkan kapasitasnya atau tidak.

“Setelah itu kita bicara BED, FEED detail, di situ bicara magnitude nya,” kata Rachmad di Jakarta, Jumat (24/2).

Hal serupa juga akan dilakukan untuk pembangunan kilang Bontang. Pertamina dalam membuat infrastruktur harus memiliki kemampuan yang fleksibel dan akan  mempengaruhi desain kilang nantinya.

Pertamina terlebih dulu akan memastikan backbone proses pembangunan jika konfigurasinya sudah terbentuk baru dapat diputuskan langkah selanjutnya.

“Jadi kalau perkembangan ekonomi Indonesia kan terbaik di kawasan. Kalau bisa dipegang seperti ini dan ke depan kalau saya optimistis untuk Tuban itu akan bergeser bukan 300 ribu, tapi minimum 350 ribu bph,” tambah dia.

Lebih lanjut Rachmad mengungkapkan belum bisa memastikan penambahan investasi jika memang peningkatan kapasitas benar terjadi, karena masih harus dilihat dulu potensi serapan hasil atau produk kilang. Namun penambahan investasi untuk meningkatkan kapasitas sekitar 50 ribu sampai 100 ribu bph diperkirakan tidak akan membutuhkan tambahan dana yang terlalu besar.

“Sebetulnya dari sisi investasi tidak terlalu banyak perubahan karena di dalam peralatan itu ada range operasinya,” tukas dia.

Pertamina memproyeksikan dana investasi US$ 12 miliar-US$ 15 miliar untuk proyek pembangunan Kilang Tuban. Untuk Kilang Bontang, dana investasi yang diperlukan adalah sekitar US$ 8 miliar-US$ 12 miliar.

Meskipun sama-sama merupakan kilang baru, investasi Kilang Bontang lebih efisien dari Tuban karena beberapa fasilitas dan infrastruktur pendukung sudah tersedia di sekitar area kilang seperti lahan, fasilitas OSBL outside battery limits milik Badak NGL, serta gas yang dibutuhkan oleh kilang yang akan dipasok dari blok Mahakam yang akan mulai dikelola Pertamina pada 2018 mendatang.

“Bontang memang sedikit lebih murah, bukan sedikit ya, US$ 3 miliar banyak itu, karena utilitisnya tidak perlu bangun lagi, supporting facilitynya seperti pemukiman, bandara, tempat ibadah, sekolah tidak perlu bangun lagi,” tutup Rachmad.(RI)