JAKARTA– PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor hulu minyak dan gas bumi sekaligus merupakan kontraktor kontrak kerjasama dibawah naungan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKKMigas), terapkan metode waterflooding yang merupakan tahapan awal sebelum memasuki pengurasan minyak tahap lanjut atau Enhance Oil Recovery (EOR).

“Pekerjaan waterflooding struktur Gebang di Pangkalan Susu Field (Sumatera Utara) mulai dilaksanakan sejak Oktober 2016 dengan melibatkan 11 Sumur untuk POFD Phase 1. Dari 11 sumur EOR, 6 sumur injeksi air dan 5 sumur produksi, beberapa di antaranya dikerjakan dengan menerapkan teknologi Hydraulic Fracturing”, ujar Nanang Abdul Manaf, Pelaksana Tugas Harian Presiden Direktur PT Pertamina EP dalam siaran pers yang diterima Dunia-Energi di Jakarta, Rabu (15/3).

Metode waterflooding, yang merupakan tahapan awal sebelum memasuki fase EOR, diterapkan di beberapa lapangan sebagai upaya menahan laju penurunan produksi alamiah yang cukup tinggi hingga mencapai 25% per tahun. Salah satu lapangan yang menerapkan metode ini adalah Pangkalan Susu Field, tepatnya di Struktur Gebang.

Nanang menjelaskan target peningkatan produksi dari kegiatan EOR ini, berdasarkan simulasi reservoar, diharapkan produksi puncak Gebang dapat tercapai pada 2018 sebesar 450 barel minyak per hari

“Sejak dilakukannya pilot project waterflood pada Desember 2011 hingga September 2016, sebelum dilakukan POFD (Plan of Further Development) waterflood Fase I pada awal Oktober 2016, produksi struktur Gebang mencapai peningkatan sebesar 111 Barel Minyak Per Hari dari sebelumnya hanya 20 – 30 Barrel Minyak Per Hari,” jelas Nanang.

POFD adalah rencana pengembangan lanjutan suatu lapangan yang sudah pernah berproduksi pada struktur yang sama. Semua kegiatan pembangunan fasilitas produksi dan pemboran dalam POD yang sudah disetujui sebelumnya telah dilaksanakan.

Nanang menambahkan setelah POFD waterflood Fase I selesai dilakukan pada Februari 2017, ada peningkatan produksi sebesar 210 barel minyak per hari atau 189% (hampir dua kali lipat) dari kondisi sebelum dilakukannya POFD waterflood Fase I, dan 700% (7 kali lipat) dari kondisi sebelum dilakukan penerapan metode waterflood. “Untuk 2017 produksi dari Struktur Gebang ditargetkan dapat dipertahankan pada kisaran 205 barel minyak per hari”, jelas Nanang.

Sementara itu, sebagai wujud syukur atas penyelesaian pekerjaan POFD fase I Struktur Gebang, PT Pertamina EP Asset 1 Pangkalan Susu Field menyelenggarakan Stakeholder Gathering dan Syukuran di Masjid At Taqwa, Desa Teluk Meku, Kecamatan Babalan, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara pada Kamis (9/3) pekan lalu.

Acara diisi dengan kegiatan pembacaa dzikir dan doa, pemberian santuan kepada 20 anak yatim dan 40 manula, serta bantuan pembangunan beberapa rumah ibadah. Acara berlangsung sederhana dan dihadiri oleh Pangkalan Susu Field Manager Dirasani Thaib beserta tim manajemen, Camat Babalan M.Ilyas, Kepala Desa Teluk Meku, Kepala Desa Securai Selatan, Kepala Dusun, tokoh masyarakat/agama, dan masyarakat di sekitar wilayah sumur.

Dirasani Thaib, Pangkalan Susu Field Manager, mengatakan prestasi tersebut tak lepas dari peran pemerintah desa dan Kecamatan Babalan serta seluruh warga yang senantiasa mendukung dan bekerjasama dengan baik selama kegiatan operasi berlangsung.

Camat Babalan M Ilyas mengucapkan terima kasih kepada Pertamina yang sering membantu masyarakat di sekitar lokasi perusahaan. “Atas nama pemerintah daerah, kami mengucapkan terima kasih atas kepedulian Pertamina. Dan Mari kita dukung Pertamina sebagai asset negara dan kepentingan negara,” katanya. (DR)