JAKARTA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang bergerak di bidang hulu migas, melakukan pemetaan bawah permukaan bumi atau yang biasa dikenal dengan istilah seismic di wilayah timur Indonesia, tepatnya di Propinsi Papua Barat.

 

Program pemetaan yang diberi nama Seismik 2D Kupalanda yang telah disetujui Satuan Kerja Khusus Pelaksanaan Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) sejak 2012 memiliki total panjang lintasan sepanjang 431 km. Program pemetaan mencakup dua kabupaten, yakni Kabupaten Sorong Selatan yang masuk ke wilayah Distrik Kokoda dan Kabupaten Teluk Bintuni yang terdiri dari 4 Distrik (Distrik Kamundan, Distrik Wiriagar, Distrik Tomu dan Distrik Aranday).

 

“Seismic 2D Kupalanda yang dimulai pada Desember 2015 dan direncanakan berakhir pada Agustus 2016 bertujuan untuk menemukan cadangan migas baru di wilayah timur Indonesia. Seismic terakhir yang dilaksanakan oleh PT Pertamina EP  di Papua dilakukan sekitar 1998,”  ujar Muhammad Baron, Public Relation Manager Pertamina EP, Kamis (19/5).

 

Lokasi area operasi Seismik 2D Kupalanda merupakan area dataran rendah dengan vegetasi rawa sagu di sebelah selatan hutan dan hutan tropis di wilayah utara dengan kontur perbukitan. Area survei juga dilintasi oleh tiga sungai besar yaitu Sungai Kamundan, Sungai Wiriagar dan Sungai Arandai.

 

“Ditinjau dari kondisi permukaan operasi, strukturnya adalah sebagian besar berupa lumpur bercampur pasir dengan beberapa lokasi berupa tanah gambut khas hutan hujan tropis,” tambah Baron dalam keterangan tertulisnya.

 

Kegiatan seismic yang dilakukan Pertamina EP melibatkan kurang lebih 1.100 orang, dimana 70% merupakan masyarakat lokal Papua, dengan jam kerja selamat telah mencapai 617.920 jam per tanggal 17 Mei 2016.

 

“Melihat medan operasi yang cukup berat dengan tidak adanya akses jalan, maka untuk area kerja yang tidak dapat di akses dengan perahu, kegiatan operasi didukung penggunaan helikopter yang dikhususkan untuk supply bahan makanan dan BBM serta medical evacuation untuk keadaan darurat,” ungkap Baron.

 

Pada 2016, Pertamina EP mengerjakan lima proyek seismik yaitu Seimik 2D Kupalanda, Seismik 2D Tanjung Area 1, Seismik 2D Bunyu Seismik 3D Akasia Besar dan Seismik 3D Seremban. Total target panjang program seismic 2D   adalah 1.550 km dan target total luas area program seismic 3D adalah 1.556 km2

“Kami ingin menegaskan bahwa ditengah kondisi industri hulu migas yang belum terlalu stabil, kami tetap berkomitmen mencari sumber cadangan baru dengan agresif melakukan seismic sebagai awal dari proses operasi hulu migas,” tandas Baron.(AT)