JAKARTA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) menargetkan produksi minyak pada 2017 sebesar 85 ribu barel per hari (bph) atau sama dengan target tahun lalu. Selain minyak, perseroan juga menargetkan produksi gas sebesar 1.041 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Total target produksi minyak dan gas Pertamina EP sepanjang tahun ini sebesar 264 ribu barel setara minyak per hari (BOEPD).

“Selama 2016 kami menargetkan produksi minyak sebesar 85 ribu bph. Hingga November, realisasi produksi sebesar 84.045 bph atau 99 persen dari target. Untuk gas dari 1.020 MMSCFD, hingga November sudah mencapai 993 MMSCFD atau 97 persen dari target,” ujar Muhammad Baron, Public Relation Manager Pertamina EP di Jakarta, Selasa (3/1).

Untuk mendukung target produksi, pada tahun ini Pertamina EP akan melakukan pemboran terhadap 61 sumur pengembangan yang tersebar di seluruh wilayah kerja seperti Kalimantan dan Sumatera Selatan. Langkah ini untuk mencapai target produksi sekaligus menahan laju penurunan produksi alamiah.

“Untuk sumur eksplorasi, perseroan menargetkan melakukan pemboran 14 sumur, mulai dari Aceh, Karawang, hingga Papua,” tukas Baron.

Sepanjang tahun lalu, Pertamina EP melakukan pemboran 11 sumur eksplorasi sesuai dengan target yang ditetapkan, dengan temuan resources 2C sebesar 113 MMBOE. Untuk sumur eksploitasi juga telah selesai 48 sumur sesuai target.

D. Yodi Priyatna, Vice President Legal Relation Pertamina EP, mengatakan perseroan berhasil melampaui target kinerja keuangan 2016 pada November. Raihan laba bersih hingga November sebesar US$529 juta atau 102 persen di atas target 2016 sebesar US$521 juta.

“Hingga akhir Desember 2016, laba bersih diperkirakan mencapai US$ 536 juta atau sebesar 103 persen di atas target,” kata Yodi.

Yodi menambahkan selain gencar melakukan kegiatan operasi, Pertamina EP juga berkomitmen terhadap pengelolaan lingkungan hidup di sekitar wilayah operasi perusahaan. Seluruh lapangan di wilayah kerja dari Aceh Tamiang hingga Papua Barat, menjalankan program pemberdayaan terhadap masyarakat di sekitar wilayah operasi.

“Alhamdulillah kinerja pengelolaan lingkungan kami mendapatkan apresiasi dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia dengan satu peringkat Emas untuk lapangan Rantau di Aceh Tamiang dan 14 peringkat hijau untuk lapangan lainnya,” tandas Yodi.(AT)