KUALA SIMPANG – PT Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, unit bisnis PT Pertamina EP melepasliarkan sekitar 433 tukik tuntong laut (Batagur Borneoensis) ke alamnya di pesisir pantai Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh, Minggu (19/8).

Pelepasliaran tukik tuntong laut merupakan salah satu rencana kerja tahunan terkait nota kesepahaman (MoU) Pertamina EP Rantau Field, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, BKSDA, dan YSCLI. Kegiatan ini sejalan dengan pesan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, di Jakarta pada Senin (13/08), berupa Aksi Nasional “Menghadap Laut”. Aksi tersebut berupa bersih-bersih pantai di 73 titik perairan Indonesia secara serentak pada 19 Agustus 2018, seiring peringatan Hari Ulang Tahun ke–73 Kemerdekaan Republik Indonesia.

Hari Widodo, Pertamina EP Asset 1 Rantau Field Manager, mengatakan Pertamina EP Rantau Field ikut ambil andil dan peduli dalam kegiatan konservasi tuntong laut. Pelestarian spesies ini penting untuk dilakukan, agar salah satu kekayaan keanekaragaman hayati nasional dan daerah Aceh Tamiang ini masih dapat berperan menjaga keseimbangan ekosistem perairan hutan bakau dan dinikmati oleh generasi mendatang.

“Sampai dengan saat ini sudah kurang lebih 1.637 tukik tuntong laut sudah kami lepaskan ke habitatnya sejak 2009,” ujar Hari pada kegiatan pelepasliaran tukik tuntong laut, bersih-bersih pantai, dan penanaman batang bakau di Pantai Ujung Putus, Desa Sungai Pusong Kapal, Seruway, Aceh Tamiang.

Hadir dalam kegiatan tersebut, Wakil Bupati Aceh Tamiang H. T. Insyafuddin, ST. Kepala Staf Kodim Aceh Tamiang Mayor Inf. A. Yani, Wakapolres Aceh Tamiang Kompol. M. Nuzir serta beberapa pemangku kepentingan lainnya.

Sejak 2013, Pertamina EP Asset 1 Rantau Field, menjalin kerja sama dengan Yayasan Satucita Lestari Indonesia dalam konservasi tuntong laut. Tuntong laut adalah salah satu dari 331 spesies kura-kura air tawar dan darat yang hidup di dunia saat ini. Kura-kura ini merupakan salah satu dari 32 spesies (native dan non-native) kura-kura air tawar dan darat yang ada di Indonesia. pesies ini menurut catatan sejarah tersebar di Kalimantan bagian barat dan pantai timur Sumatera meliputi Aceh, Sumatera Utara, Riau dan Jambi.

Saat ini tuntong laut (Batagur borneoensis) memiliki status critically endangered menurut IUCN, terdaftar di Appendiks II plus zero quota for wild specimen to trade dalam konvensi CITES, memiliki prioritas Sangat Tinggi dalam Permenhut P.57/Menhut-II/2008 tentang Arahan Strategis Konservasi Spesies Nasional 2008-2018.

Wakil Bupati Aceh Tamiang menyambut positif langkah YSLI dan Pertamina EP Rantau yang melakukan kegiatan konservasi alam. Dia berharap rencana menjadikan Pantai Ujung Tamiang menjadi objek wisata edukasi bisa terealisasi. “Mungkin perlu ada kajian intensif dari YSLI dan Pertamina EP Rantau agar wisata edukasi yang disiapkan tidak mengganggu habitat tuntong laut di muara ini yang jadi tempat bertelur Tuntong,” katanya.

Yusriono, Ketua YSLI, mengatakan konservasi Tuntong laut memerlukan effort lebih karena habitatnya terbatas dan tiap sarang hanya bertelur 27 butir.

“Tingkat hidupnya juga rendah. Setelah dewasa, tukik yang kami kembalikan. Ke habitatnya, yang hidup masih rendah. Sisanya dimakan oleh predator,” kata Yusriono.

Penanaman Bakau

Selain pelepasliaran tuntong laut, bekerja sama dengan pemangku kepentingan (stakeholder) lainnya, Pertamina EP Rantau Field juga menanam 10 ribu batang bakau di areal habitat tuntong laut di area wisata mangrove yang dikelola Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Pusung Kapal. Penanaman bakau dilakukan di pantai Ujung Tamiang, Desa Pusung Kapal, Kecamatan Seruway, Aceh Tamiang.

Pokdarwis Pusung Kapal merupakan binaan Pertamina EP Rantau Field bersama Yayasan Satucita Lestari Indonesia (YSLI), Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, dan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh.

Menurut Hari, kepedulian Pertamina EP Rantau Field terhadap pelestarian lingkungan, tidak lepas dari upaya Field Rantau untuk terus dapat berkontribusi terhadap lingkungan sekitar dan pembangunan. Komitmen Rantau Field terhadap community development juga dibuktikan dengan pencapaian PROPER (program penilaian peringkat kinerja perusahaan) KLHK berupa predikat emas selama tiga kali berturut-turut.(AT)