JAKARTA– PT Pertamina EP, anak perusahaan PT Pertamina (Persero) dan merupakan Kontraktor Kontrak Kerja Sama di bawah pengawasan SKK Migas, berhasil meraih dua penghargaan di ajang Indonesian Sustainable Development Goals Award (ISDA) 2018.

Dua penghargaan ISDA itu untuk Kategori Gold dalam kontribusi SDGs 8 (Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi) yang diterima oleh Pertamina EP Asset 3 Tambun Field melalui program “Pengembangan Budidaya Rumput Laut Sistem Polikultur di Desa Tambak Sari, Kecamatan Tirtajaya, Karawang” dan Kategori Silver dalam kontribusi pencapaian SDGs 5(Kesetaran Gender) dengan program “Mbok Duodo: Memetik Pundi-Pundi dari Pekarangan Rumah” oleh Pertamina EP Asset 4 Poleng Field.

Ceppy Agung Kurniawan, Pertamina EP Asset 3 Tambun Field Manager, mengatakan program CSR yang dimulai sejak 2012 di lokasinya ini sudah menciptakan lapangan kerja baru bagi 100 keluarga di lokasi tersebut. Selain produk dari rumput laut yang menjadi unggulan, program ini juga bisa berdampak pada bidang lainnya yaitu peternakan ikan bandeng.

“Ternyata dalam budidaya rumput laut, memang diperlukan predator untuk memakan jamur di rumput laut tersebut. Jadi ada semacam simbiosis mutualisame diantara dua kegiatan ini,” ujar Ceppy dalam keterangan tertulis yang diterima Dunia-Energi, Jumat (7/9) malam.

Ceppy mengatakan, selain produk makanan dari rumput laut, dalam kegiatan CSR ini produk rumput laut yang tidak bisa dipasarkan juga diberdayakan lagi menjadi pakan ternak bandeng.

“Akhir Agustus lalu kami memberikan alat untuk menunjang kegiatan ini. Kami berharap dengan alat ini, hasil pakan bandeng yang dihasilkan bisa didistribusikan di pantura Karawang dan Indramayu,” ujarnya.

Andri Haribowo, Pertamina EP Asset 4 Poleng Field Manager, mengatakan program CSR yang dilaksanakan di Desa Duodo baru berjalan sejak 2017. Kegiatan kelompok wanita ini antara lain berupa program pengolahan pangan yang sumbernya berasal dari pekarangan rumah sendiri. Dari hasil pekarangan dapat diolah jadi makanan olahan, seperti stik buah-buahan, abon, dan manisan.

“Kami masuk ke kategori kesetaraan genre karena anggota kelompoknya adalah perempuan dan beberapa adalah eks-TKI, selain itu yang lain juga para istri yang suaminya adalah TKI yang sedang kerja di luar,” ujarnya.

Dengan banyaknya waktu luang anggota kelompok binaan, dapat terimplementasikan pelatihan dan juga pemberian peralatan. Kegiatan ini dapat meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan bagi para anggotanya. “Kami bentuk kelompok 10 orang dan kita saring juga yang memiliki potensi,” jelasnya.

Hermansyah Y Nasroen, Public Relation Manager Pertamina EP, mengatakan apa yang diperoleh merupakan kerja sama semua pihak, tidak hanya perusahaan tapi juga pemangku kepentingan yang ada. Penghargaan ini adalah bukti bahwa apa yang telah dilaksanakan sangat bermanfaat dan benar-benar ditujukan untuk masyarakat sekitar wilayah operasional dengan program-program yang dilaksanakan.

“Dua penghargaan yang kami terima merupakan kebanggaan bagi kami dan juga tentunya masyarakat yang terlibat,” katanya. (RA)