JAKARTA- PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor eksplorasi dan eksploitasi minyak dan gas bumi, mencatatkan prestasi positif di pengujung 2016 dengan memperoleh dua penghargaan dari dalam dan luar negeri.

Dari dalam negeri, Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memberikan penghargaan kepada Pertamina EP untuk kinerja terbaik 2016 atas komitmen perusahaan dalam menemukan cadangan migas baru melalui aktivitas eksplorasi. Dari luar negeri, Pertamina EP selaku kontraktor kontrak kerja sama di bawah naungan SKK Migas menjuarai ajang Asean Risk Management 2016 yang diikuti oleh 23 perusahaan di kawasan ASEAN.

“Kami berkomitmen untuk mencari dan menemukan cadangan migas untuk mendukung ketahanan energi Indonesia. Kami bersyukur mendapatkan penghargaan dari SKK Migas untuk kategori survei darat terbaik, pemboran eksplorasi terbaik dan peringkat ke-2 pemboran eksploitasi terbaik,” ujar Nanang Abdul Manaf Exploration & New Discovery Project Director Pertamina EP dalam keterangan tertulisnya dalam siaran pers di Jakarta, Rabu (14/12).

Menurut Nanang, target Pertamina EP pada 2016 untuk kegiatan survei darat (seismik) tiga dimensi (3D) seluas 785 km2 dan berhasil direalisasikan mencapai 951 km2 atau sebesar 121% di atas target. Sedangkan target seismik 2D 2016 sepanjang 941 km, Pertamina EP berhasil merealisasikan hingga 953 km atau 101% diatas target.

Untuk kegiatan pemboran eksplorasi, target 2016 adalah delapan pemboran sumur eksplorasi, hingga Desember ini lima sumur telah selesai atau sebesar 63% dari target. Satu sumur lagi saat ini dalam tahapan persiapan rig up.

“Kami berterima kasih atas sinergi seluruh fungsi dan dukungan yang baik dari seluruh stakeholder, terutama SKK Migas dan Pertamina sehingga aktivitas operasi perusahaan dapat berjalan lancar,” ujar Nanang.

Herutama Trikoranto, Development Director Pertamina EP, mengatakan untuk ajang Asean Risk Management Award merupakan kali pertama diikuti perusahaan. “Kami bersyukur keluar sebagai juara 1 untuk kategori Risk Technology dan Juara 3 untuk kategori Risk Champion dalam kegiatan ini”, ujar Herutama.

Menurut dia, risiko merupakan bagian yang terintegrasi dalam proses bisnis yang dijalankan oleh Pertamina EP. Manajemen Pertamina EP, lanjut Heru, memahami bahwa industri migas sangat identik dengan karakteristik High Risk, High Cost dan High Uncertainty. Karena itu, dalam menjalankan bisnis, kami menerapkan framework Risk Management berbasis ISO 31000 yang melibatkan seluruh fungsi.

“Dengan begitu kami dapat mengidentifikasi Risiko yang akan timbul sehingga kami bisa melakukan mitigasi dan mengminimalisir dampak yang terjadi”, jelas Herutama.

Ajang Asean Risk Management 2016 yang diadakan oleh Enterprise Risk Management Academy ini melakukan penilaian kepada perusahaan di wilayah Asean terkait pengelolaan faktor risiko di dalam perusahaan tersebut.

“Kami berharap melalui penghargaan yang kami terima ini menjadi pemicu semangat bagi perusahaan untuk semakin meningkatkan perhatian terhadap faktor risiko dalam aktifitas bisnis yang ada dan mengelola risiko tersebut dengan baik, karena risk management merupakan bagian dari visi Pertamina EP menjadi World Class Company,” jelas dia.

Tetap Agresif
Menurut Nanang, Pertamina EP tetap agresif untuk mencari dan menemukan cadangan minyak dan gas, karena temuan cadangan eksplorasi menjamin ketahanan energi untuk beberapa tahun ke depan.

“Bagi kami, nafas dari bisnis hulu migas adalah ketersediaan cadangan minyak dan gas bumi, yang kemudian dilakukan eksploitasi sehingga dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat,” ungkap dia.

Nanang mengatakan Pertamina EP terus akan menggalakkan kegiatan eksplorasi ke wilayah–wilayah yang belum terjamah dan memiliki potensi migas, seperti yang kami lakukan di Indonesia Bagian Timur, tepatnya di Bintuni dan tempat – tempat lainnya. (DR)