JAKARTA – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) hingga akhir Mei 2017 menggarap enam proyek pengembangan. Keenam proyek tersebut adalah Paku Gajah Development Project di Sumsel, Pondok Makmur Development Project di Bekasi, Matindok Gas Development Project di Sulawesi Tengah, Cikarang Tegal Pacing di Jawa Barat, Jawa Gas Development Project di Cepu, dan Jirak Phase-1 Development Project di Sumsel.

Nanang Abdul Manaf, Direktur Utama Pertamina EP, mengatakan seluruh proyek Pertamina masih on going dan sudah ada yang commisioning seperti di Matindok ditargetkan akhir Juni 2017 sudah full production dengan rencana kapasitas 50 juta kaki kubik per hari (MMSCFD).

“Matindok sudah commisioning, bahkan pernah kami lakukan penjualan. Tapi karena ada yang belum sinkron, kami adakan perbaikan. Pada 4 Juni kami mulai lagi 65 MMSCFD gross, nett-nya 55 MMSCFD,” kata Nanang di Jakarta, akhir pekan lalu.

Selain dari Central Processing Unit Plant (CPP) Matindok di Kabupaten Banggai, Sulawesi Tengah, Pertamina EP juga mengoperasikan CPP Donggi sejak April 2016. Total gas dari kedua CPP tersebut sebesar 105 MMSCFD.

Menurut Nanang, Pertamina EP akan melakukan berbagai upaya untuk mengejar target yang telah ditetapkan antara lain dengan percepatan dan penambahan rencana kerja dalam rangka “Journey to 100.000 BOPD”. Peningkatan aktivitas eksplorasi untuk pencapaian target penemuan sumber daya (2C), optimalisasi dan efisiensi ABI untuk mendukung penambahan RK pemboran dan Surface Facility Operational Excellence, penambahan kontrak rig, dan penyiapan lokasi pemboran.

Hingga Mei 2017, Pertamina EP telah merealisasikan seismik 2D sebanyak 516 km dari Rencana Kerja sebanyak 883 (pencapaian 58%), sedangkan untuk seismik 3D sebanyak 171 km2 dari target 821 (pencapaian 21%), untuk sumur bor sampai Mei 2017 sebanyak 4 sumur dari Rencana Kerja 12 sumur (33%), sedangkan temuan cadangan (Recoverable Resource -2C) sebanyak 14 gas serta 2 oil and gas. Paling banyak berada di asset 3 yaitu sebanyak 3 sumur (WGT-1, PIN-1, dan HGD-1).

Terkait kegiatan inovasi teknologi, kegiatan eksplorasi dan produksi migas oleh Pertamina EP hingga akhir Mei 2017, dari sisi peralatan sudah diterapkan di beberapa lokasi seperti PIN, HGD, & WGT dengan menggunakan casing antara berupa liner 16 inchi untuk menghindari lubang kecil pada section produksi dan BOP 20″ x 3000 psi untuk menanggulangi drilling hazard pressure tinggi pada kedalaman dangkal (<400 meter). (AT)