JAKARTA– PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) yang merupakan kontraktor kontrak kerja sama di bawah koordinasi dan supervisi SKK Migas, mencatatkan laba bersih sepanjang 2017 sebesar US$ 615 juta atau sekitar Rp 8,2 triliun (kurs Rp 13.300), naik 4,4% dibandingkan laba bersih 2016 yang tercatat US$ 589 juta. Kenaikan laba bersih tersebut ditopang oleh peningkatan pendapatan usaha dari US$ 2,49 miliar pada 2016 menjadi US$ 2,76 miliar pada 2017.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur PT Pertamina EP, mengatakan pendorong laba bersih juga dari stok minyak yang dikeluarkan (dijual) tahun lalu sehingga lifting mencapai 77.900 barel per hari, lebih tinggi dari produksi rata-rata sepanjang 2017 sebesar 77.200 bph. Kenaikan laba juga ditopang oleh harga minyak mentah global yang membaik pada akhir tahun lalu.

“Harga minyak di pengujung 2017 mencapai US$ 70 per barel untuk minyak Brent. Ini membantu kenaikan laba bersih Pertamina EP,” ujar Nanang di Jakarta, Kamis (31/1).

Sepanjang 2017, Pertamina mencatakan produksi migas sebesar 252 mmboepd atau 96% dari target dalam rencana kerja anggaran perusahaan (RKAP). Realisasi produksi migas tersebut terdiri atas 77.200 bph produksi minyak atau 91% dari target dan 1.018 mmscfd gas yang mencapai 98% dari RKAP.

Nanang Abdul Manaf, Presiden Direktur Pertamina EP

Menurut Nanang, Pertamina EP Asset 2, unit bisnis Pertamina EP, memberi kontribusi migas terbesar bagi Pertamina EP. Sepanjang 2017, Pertamina EP Asset 2 yang terdiri atas lima lapangan (field), yaitu Prabumulih, Limau, Adera, dan Pendopo (di Sumatera Selatan) memberikan kontribusi minyak bagi Pertamina EP sebesar 22,5% atau 17.394 bph. Sedangkan produksi gas memberi kontribusi 42,6% atau sebesar 433,90 mmscfd.

Nanang mengatakan, sepanjang 2017 Pertamina EP mengeluarkan belanja modal sebesar US$ 644 juta dengan biaya operasi sebesar US$ 1,17 miliar. Tahun ini, perseroan memproyeksikan belanja modal US$ 755 juta dan biaya operasi sekitar US$ 1,27 miliar.

“Tahun lalu kami membor 61 sumur. Untuk sumur eksplorasi kami bor 10 dan 4 diselesaikan Januari ini,” jelas Nanang.

Pertamina EP saat ini mengelola 21 lapangan di lima Asset yang tersebar di 15 provinsi. Perseroan menargetkan dapat memproduksi minyak sebesar 83 ribu bph dan gas 986 mmscfd sepanjang 2018. “Proyeksi pendapatan tahun ini sekitar US$ 2,78 miliar dan laba bersih US$ 547 juta,” katanya.

Untuk mencapai target tersebut, Pertamina EP menyusun rencana kerja berdasarkan skala prioritas bersama SKK Migas dan PT Pertamina (Persero) serta anak perusahaan lain dalam melaksanakan program kerja yang telah disusun seperti penyelesaian program pemboran 82 sumur pengembangan dan work over 146 sumur. (DR)