JAKARTA – PT Pertamina (Persero) bersama Sojitz Corporation dan PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara hari ini menandatangani nota kesepahaman untuk pengembangan pembangkit listrik berbahan bakar gas di Sumatera Utara dengan kapasitas 1 x 250 MW.

Langkah strategis ini merupakan bagian dari upaya perseroan dan para mitra untuk berkontribusi nyata dalam upaya mengatasi krisis energi di kawasan tersebut melalui peran sebagai Independent Power Producer (IPP). Komitmen tersebut sekaligus merupakan bentuk optimalisasi pemanfaatan fasilitas Arun Receiving, Hub, & Regasification LNG Terminal di Aceh serta pipa transmisi gas open access Arun-Belawan.

Penandatanganan nota kesepahaman dilakukan antara Vice President Gas & Power Commercialization Pertamina Ginanjar, General Manager, Power Project Department Sojitz Corporation, Takuji Asano, dan Direktur Utama PT Pembangunan Prasarana Sumatera Utara Tasimin Muhammad Tasya yang disaksikan oleh Plt. Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi dan SVP Gas and Power Pertamina Djohardi Angga Kusumah di Kantor Pusat Pertamina.

Vice President Corporate Communication Pertamina Wianda Pusponegoro mengatakan Pertamina melalui afiliasinya telah mengoperasikan fasilitas Arun Receiving, Hub, & Regasification LNG Terminal di Aceh yang tersambung dengan pipa transmisi gas open access Arun-Belawan, yang keberadaannya sangat diperlukan bagi ketahanan energi dan pembangunan ekonomi di Nangroe Aceh Darusssalam dan Sumatera Utara. Saat ini, melalui fasilitas tersebut Pertamina telah mengalirkan gas milik PLN untuk pembangkit listrik di Belawan dengan volume sekitar 90 MMSCFD.

“Pertamina ingin berperan lebih untuk dapat membantu pemerintah dan pemerintah daerah mengatasi krisis energi di wilayah Sumatera Utara. Data PLN menunjukkan Sumatera Utara memerlukan tambahan pasokan listrik sebesar 700-800 MW untuk benar-benar terhindar dari pemadaman bergilir. Untuk itulah kami menandatangani nota kesepahaman bersama para mitra untuk merealisasikan pembangunan PLTGU IPP berkapasitas 1×250 MW. Langkah ini sekaligus dapat mengoptimalkan manfaat infrastruktur gas yang telah kami bangun di Aceh dan Sumatera Utara. Tentu saja, pembicaraan konstruktif dan penuh komitmen dengan PLN sebagai single buyer listrik sangat diperlukan untuk merealisasikan proyek ini,” terang Wianda.

Sojitz Corporation merupakan perusahaan international IPP developer yang memiliki reputasi yang baik dan akan berperan penting dalam pembangunan PLTGU yang direncanakan berlokasi di Medan. Adapun, Pembangunan Prasarana Sumatera Utara merupakan salah satu BUMD di Sumatera Utara yang memiliki komitmen yang sangat kuat untuk dapat mengatasi krisis listrik di Sumatera Utara.  

“Kami menargetkan PLTGU 1×250 MW ini dapat selesai pada tahun 2019 apabila proses-proses, seperti perizinan dan pengadaan IPP dapat dilakukan dengan tepat waktu. Kami telah mengamankan pasokan gas yang diperlukan sebagai energi primer untuk PLTGU tersebut. Total volume gas yang diperlukan untuk PLTGU ini sekitar 35 MMscfd,” tutup Wianda.