JAKARTA – Bencana gempa bumi 7, 7 SR yang disertai tsunami yang melanda Donggala dan Palu, Sulawesi Tengah merusak fasilitas Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) milik PT Pertamina (Persero) yang menjadi sumber pasokan untuk mememuhi kebutuhan Donggala, Palu dan sekitarnya.

Djoko Siswanto, Direktur Jenderal Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan telah menerima laporan dari jajarannya bahwa kerusakan TBBM tidak fatal, namun aktivitas bongkar muat BBM ke TBBM kemungkinan akan terganggu.

Dari laporan tersebut terungkap bahwa kapal pengangkut BBM masih bisa bersandar di jetty, namun tidak bisa melakukan bongkar muat. “Tapi tidak ada oil spill (tumpahan minyak),” kata Djoko saat ditemui di Jakarta, Jumat malam (28/9).

Dia menambahkan terjadi pergeseran pada tangki 2,3 dan 4 TBBM Donggala akibat guncangan gempa yang melanda pada Jumat petang. Untuk tangki 3 diketahui mengalami kemiringan 30°, sementara untuk tangki lain belum diketahui seberapa jauh pergeseran terjadi. Namun dapat dipastikan tidak ada tumpahan minyak akibat pergeseran tersebut.

Tangki 2 merupakan tangki pengolahan biofame dengan kapasitas 1.160 Kilo Liter (KL) , tangki 3 adalah tangki pengolahan pertamax berkapasitas 2.474 KL serta tangki 4 adalah tangki solar dengan kapasitas 1.178 KL.

Menurut Djoko, saat ini sudah ada beberapa upaya yang disiapkan untuk memastikan pasokan BBM untuk Donggala dan sekitarnya dengan Alih Suplai Antar Depot / Reguler Alternatif Emergency (RAE) TBBM Moutong dan Poso diusulkan menjadi sumber pasokan BBM.

“Ada tim TBBM Gorontalo yang sedang meluncur ke TBBM Moutong sementara masih di Pohuwato,” ungkap Djoko.

Stok Pertamax di TBBM Moutong tidak banyak, sementara rencananya tanker akan berangkat dari Gorontalo pada Sabtu (29/9) MT Michiko nominasi premium 600 KL, pertamax 1000 KL dan Senin MT Margaret X Premium 1350 KL dan Pertamax 1350 KL ROB Moutong 400 KL diupayakan sebagian dapat dibongkar ke Moutong antisipasi RAE ke Donggala.

Crisis Center

Pasca gempa dan tsunami Donggala dan Palu Pertamina (Persero) langsung mengaktifkan crisis center

M Roby Hervindo, Unit Manager Communication & CSR MOR VII Pertamina, mengatakan saat ini Pertamina telah mengaktifkan crisis center atau Puskodal untuk mengkoordinir upaya-upaya penanganan.

“Kami terus berupaya mengumpulkan informasi terkait kondisi pekerja dan sarana fasilitas distribusi Pertamina di sekitar wilayah terdampak. Paralel, kami juga menyiapkan rencana alternatif penyaluran energi ke Palu dan sekitarnya. Hal ini tentunya sangat bergantung pada kondisi akses transportasi,” kata Roby.

TBBM Donggala selama ini menyuplai bahan bakar ke 55 SPBU, 3 SPBU Nelayan, 3 Agen Premium Minyak Tanah dan Solar (APMS) serta 1 Agen Minyak Tanah (AMT). Wilayah pasokannya meliputi Kodya Palu,
Kabupaten Donggala, Buol, Mamuju tengah, Mamuju Utara, Parimo, Poso, Sigi, Toli Toli. Sementara untuk kebutuhan elpiji di Sulawesi Tengah dipenuhi oleh 4 SPBBE.

“Pertamina berencana mengirimkan tim dari Makassar ke Donggala untuk membantu tim setempat. Kami juga mempertimbangkan kondisi akses transportasi, karena bandara ditutup,” kata Roby.

Paralel, tengah disiapkan pula upaya-upaya untuk membantu penanganan korban bencana berupa bantuan makanan dan kebutuhan hidup dasar,” ujarnya.

Menurut Roby, untuk stok BBM di TBBM Donggala sebelum kejadian gempa ketahanan stoknya mampu memenuhi kebutuhan sekitar 10 hari. Pertamina masih menyusun rencana dari mana nantinya pasokan BBM untuk TBBM Donggala bisa didistribusikan.

“Masih kita susun rencana alternatif suplai. Karena belum ada informasi yang valid mengenai akses jalan. Beberapa informasi menyatakan akses jalan putus karena amblas 3-4 m. Namun informasi ini masih harus diverifikasi,” tandas Roby.(RI)