JAKARTA – PT Pertamina (Persero) berpotensi menambah produksi minyak 35 ribu barel per hari (bph) dan cadangan sebesar 200 juta barel dari kerja sama dengan OJSC Rosneft sebagai bagian kesepakatan dalam proyek pembangunan Kilang Tuban.

Dwi Soetjipto, Direktur Utama Pertamina, mengungkapkan dalam kesepakatan dengan Rosneft, Pertamina akan mendapatkan hak 35 ribu bph yang berasal dari berbagai ladang minyak. “Bisa terdiri dari beberapa ladang atau blok, yang penting jumlahnya 35 ribu barel per hari,” kata Dwi di Jakarta, Kamis (26/5).

Menurut Dwi, Pertamina sudah membidik dua blok yang akan menjadi sumber minyak mentah baru dari hasil kerja sama dengan Rosneft dan akan mulai dieksekusi. Diproyeksikan dalam waktu kurang dari satu tahun ini sudah bisa terealisasi. “Minimalkan terdiri dari dua blok, delapan bulan ini ada dua blok yang bisa kita ambil masing-masing 10%-15% dari kapasitas produksinya,” ungkapnya.

Pertamina sepanjang kuartal I 2016 mencatat produksi minyak sebesar 305 ribu barrel oil per day (BOPD) naik 14% dibanding periode sama tahun lalu sebesar 267 ribu BOPD.

Disisi lain, kesepakatan pembangunan Kilang Tuban antara Pertamina dan Rosneft diharapkan berdampak besar terhadap perekonomian nasional. “Pemerintah melihat kerja sama ini akan memberikan kesempatan untuk melahirkan multiplier effect,” kata Darmin Nasution, Menteri Koordinator Perekonomian.

Mikhail Galuzin, Dubes Federasi Rusia untuk Indonesia, mengungkapkan kesepakatan antara Pertamina dan Rosneft jelas menjadi wujud nyata potensi kerja sama ekonomi antar dua negara.

“Saya ingin garis bawahi penandatanganan ini adalah suatu langkah penting dari hasil pertemuan Presiden Putin dan Jokowi. Proyek ini sebagai bukti adanya potensi besar kerja sama ekonomi Indonesia dan Rusia,” kata Galuzin.(RI)