Blok Mahakam merupakan kontributor terbesar produksi gas di Indonesia hingga saat ini.

JAKARTA – Petrochina, anak usaha China National Petroleum Corporation (CNPC) menaruh minat untuk ikut memiliki hak partisipasi (participating interest/PI) di Blok Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Sejak 1 Januari 2018, PT Pertamina (Persero) menjadi pemegang hak kelola Blok Mahakam secara penuh setelah lebih dari 50 tahun lamanya dikelola PT Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation.

Gusminar, Vice President Supply Chain Management dan Operation Suports Petrochina, mengatakan pembicaraan awal dengan Pertamina sebagai pemilik kuasa 100% PI Blok Mahakam sudah dilakukan. Petrochina menargetkan bisa mengambil 15%-20% PI Blok Mahakam. “Niat kami sekitar 15%-20%, tapi ini masih pembahasan dengan Pertamina, belum resmi baru mulai pembahasan di minggu-minggu ini,” kata Gusminar di Jakarta, Rabu (10/1).

Menurut Gusminar, Pertamina merespon positif tawaran Petrochina dan akan membahas secara internal sebelum melanjutkan negosiasi. Kelanjutan pembahasan Pertamina dan Petrochina juga tergantung pembicaraan yang saat ini dijalin antara Pertamina dan Total E&P yang juga masih menaruh minat untuk ikut memiliki PI di Blok Mahakam.

“Kami ada peluang, tapi Pertamina sama Total masih dalam diskusi. Jadi unofficial (belum), kami meeting dulu,” kata dia.

Blok Mahakam merupakan blok yang sudah mature atau tua, namun produksi gas yang dihasilkan masih menjadi yang terbesar di tanah air. Data Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas) menyebutkan, pada 2017 Blok Mahakam berada diurutan keempat untuk kontribusi rata-rata produksi siap jual (lifting) minyak, yakni 52 ribu barel per hari (bph). Bahkan untuk gas, Blok Mahakam berada diperingkat teratas dengan total lifting 1.255 MMSCFD atau 20% dari seluruh total lifting nasional sebesar sebesar 6.386 MMSCFD.

Gusminar, mengatakan jika tidak ada halangan Petrochina berharap kesepakatan dengan Pertamina untuk Blok Mahakam bisa segera dirampungkan pada tahun ini.

“Respon bagus, kami ada chance tapi mereka (Pertamina) masih melakukan meeting internal. Kita target maunya tahun ini ada keputusan,” tandas dia.

Pemerintah sebelumnya menyatakan telah memberikan kebebasan kepada Pertamina untuk mencari mitra di Blok Mahakam dan melepas kepemilikan hak partisipasi Blok Mahakam maksimal sebesar 39%.

“Kalau itu direalisasikan, Pertamina share-nya menjadi 51%, daerah 10%, pihak lain 39%. Tapi itu, kalau itu direalisasikan,” tegas Amien Sunaryadi, Kepala Satuan Kerja Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas).

Menurut Amien, share down tahap ketiga merupakan urusan Pertamina dan diselesaikan secara business to business dengan mitranya. “Sepenuhnya diserahkan ke Pertamina. Kalau kalkulasi business to business, tentu Pertamina akan memperhitungkan keuntungan Pertamina,” kata Amien.(RI)