JAKARTA- PT Pertamina (Persero) sudah hilang kesabaran terhadap PLN yang dinilainya tak punya itikad baik sehingga perjanjian jual beli terkatung-katung. Salah satu yang mengganjal adalah harga. PLN menganggap harga yang ditawarkan Pertamina kemahalan. “ Kita akan hentikan pasokan BBM ke PLN,” ujar Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero)Ali Mundakir.
Sesuai dengan perjanjian jika tak disepakati harga baru, digunakan harga tahun sebelumnya, tapi volumenya hanya 50 %. “Jatah itu sudah habis 23 Juni lalu, “ujarnya. Karena mempertimbangkan masa lebaran, Pertamina tak langsung menyetop pasokan
Perjanjian jual beli BBM antara Pertamina dengan PLN pertama kali ditandatangani pada 16 Mei 2007 dan sudah diadendum sebanyak tiga kali. Terakhir adendum dilakukan pada November 2013. Belakangan terjadi ketidakcocokan harga, PLN merasa harga yang ditawarkan Pertamina terlalu tinggi. Akhirnya, untuk menengahi masalah tersebut, PLN mengundang BPKP untuk mengaudit penawaran harga Pertamina
Baik Pertamina maupun PLN menyepakati akan mengikuti apapun yang direkomendasikan BPKP. “BPKP merekomendasikan harganya MOPS + 10% sampai 19%, tergantung wilayah distribusi,” ujar Ali MUndakir. Harga yang direkomendasikan BPKP justru lebih tinggi dibandingkan yang ditawarkan Pertamina. PLN pun menjilat ludah sendiri. Mereka menolak menjalankan rekomendasi BPKP yang notabene diundang oleh PLN. “JIka PLN tak berubah, dengan berat hati kami akan stop pasokan BBM kepada pembangki PLN di seluruh Indonesia,” ujar Ali
Jika ancaman ini jadi dilaksanakan, Indonesia dipastiakan akan gulap gulita. Dari ratus pembangkit yang menggunakan BBM, hanya empat pembangkit yang dipasok perusahaan selain Pertamina, Itupun dengan secure pasokan yang tak konsisten. “Kalau ada masalah Pertamina juga yang diminta untuk menyelesaikan,” Ali menambahkan. (HT/dunia-energi@yahoo.co.id)