Gas Pertamina

Pengecekan jaringan pipa gas Pertamina.

JAKARTA – PT Pertamina (Persero) telah menyiapkan dirinya untuk menjadi pemain gas terpadu Indonesia pada 2025. Visi itu akan ditempuh melalui strategi perolehan nilai, yakni pembangunan infrastruktur dan penentuan harga gas terpadu, perluasan di sepanjang rantai nilai (value chain), memaksimalkan peluang di hilir, serta sourching dan perdagangan global.

Direktur Gas Pertamina, Hari Karyuliarto menjelaskan, pihaknya saat ini telah menyusun roadmap untuk infrastruktur gas terpadu di Indonesia. Pertama di Sumatera, lewat konversi kilang Arun menjadi fasilitas “Re-gas”, serta memperluas jaringan pipa untuk menghubungkan Arun ke Medan dan seterusnya.

Kedua di Jawa, Pertamina berupaya memenuhi kebutuhan saat ini dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU). Sedangkan untuk memenuhi kebutuhan mendatang, akan dilakukan dengan “Re-gas inland”, yakni membangun jaringan pipa transmisi untuk optimasi pasokan gas.

Ketiga untuk Indonesia timur, Pertamina akan melayani kebutuhan yang tidak terpusat melalui “mini receiving” dan fasilitas Re-gas yang tersebar pada lokasi-lokasi strategis. “Untuk melaksanakan ini, maka diperlukan negosiasi harga gas yang lebih tinggi dengan PGN, untuk memicu adanya pasokan tambahan,” jelas Hari Karyuliarto di Jakarta, Rabu, 1 Agustus 2012.

Kemudian untuk perluasan di sepanjang rantai nilai (value chain), Pertamina akan menumbuhkan bisnis terkait transmisi dan distribusi gas alam, juga bisnis di bidang pemrosesan LPG dan NGL.

Guna memaksimalkan peluang di hilir, kata Hari, pihaknya akan meluncurkan (roll-out) CNG di Indonesia, dan meminta dukungan pemerintah dalam pengaturan harga, mendanai belanja modal infrastruktur dan perangkat konversi gelombang pertama, serta memandatkan konversi bagi angkutan umum. “Kami juga akan mengembangkan peluang untuk melayani rumah tangga, kilang, dan industri lain seperti peralatan berat untuk tambang, industri perkapalan, dan sebagainya,” jelasnya.

Strategi berikutnya, Pertamina akan menerapkan sourching global untuk gas alam. Dalam hal ini, Pertamina akan meminta dukungan pemerintah untuk sourching gas alam di dalam negeri, misalnya Bontang dan Tangguh. “Pertamina juga akan membangun bisnis trading untuk memanfaatkan sumber daya pada storage, misalnya Arun. Juga akan melakukan optimalisasi pengadaan LNG,” tukasnya.