Pertahankan Produksi Blok Terminasi, PHE Siapkan Dana US$150 Jut

JAKARTA – PT Pertamina Hulu Energi (PHE) mengalokasikan dana US$150 juta untuk mengelola wilayah kerja (WK) atau blok terminasi yang ditugaskan PT Pertamina (Persero), meskipun hingga saat ini kontrak bagi hasil (production sharing contract/PSC) belum ditandatangani.

Huddie Dewanto, Direktur Keuangan dan Layanan Bisnis PHE, mengatakan anggaran besar disiapkan untuk mempertahankan produksi di blok-blok terminasi yang rata-rata sudah berumur tua dan memiliki penurunan produksi alamiah (decline) tinggi. Untuk itu diperlukan investasi untuk menahan natural decline tersebut.

“Kami sudah antisipasi untuk blok terminasi. Capital expenditure (capex) 2018 sebesar US$550 juta, sekitar US$150 juta dianggarkan untuk blok terminasi. Jadi bisa mempertahankan produksi,” kata Huddie dalam diskusi bersama media di kantor PHE Jakarta, Jumat (23/3).

Pertamina dipastikan akan menguasai mayoritas hak partisipasi (participating interest/PI) di empat blok atau wilayah kerja (WK) terminasi yang akan dikelola bersama dengan kontraktor eksisting, yakni WK Tuban, Ogan Komering, Southeast  Sumatera dan WK Sanga Sanga. Tiga diantaranya dikelola PHE, yakni Tuban, Ogan Komering dan Southeast Sumatera. PHE juga akan melanjutkan pengelolaan WK NSO dengan penguasaan PI 90% dan 10% dialokasikan untuk BUMD.

Kepastian PI yang didapatkan  Pertamina tertuang dalam Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) No 2881/23/DJM.E/2018 tentang pengelolaan delapan WK yang akan berakhir kontrak pada 2018.

Afif Saifudin, Direktur Pengembangan PHE, menambahkan target utama perusahaan jika diberikan kepercayaan untuk mengelola blok terminasi adalah mempertahankan produksi agar tidak jatuh terlalu dalam. Kondisi lapangan mature di blok-blok tersebut membutuhkan perhatian khusus. Salah satu aktivitas yang akan dilakukan adalah mengaktifkan lagi sumur migas yang sempat dimatikan kontraktor terdahulu.

“Kami menjaga agar produksi tidak turun. Aktivitas yang kami lakukan biar tidak turun adalah well service. Jadi produksinya tidak akan jatuh. Ini kan ada sumur-sumur yang akan mati, kalau dibiarkan produksi akan turun,” kata Afif.(RI)