JAKARTA-PT Pertamina Gas (Pertagas) terus melakukan terobosan dalam bisnis Liquified Natural Gas (LNG) guna memenuhi pasar kebutuhan energi dalam negeri. Setelah sukses menjalankan bisnis LNG dengan Terminal Penerimaan & Regasifikasi LNG di Arun, Aceh, kini Pertagas melalui anak perusahaannya PT Pertagas Niaga tengah mengembangkan bisnis penjualan bentuk LNG langsung (LNG to LNG) kepada konsumen.

Eko Agus Sardjoto, Direktur Teknik dan Komersial Pertagas Niaga, mengatakan bisnis ritel LNG to LNG ini pertama kalinya dilakukan di Indonesia.

“Dengan alokasi LNG sebesar 0,02 standard cargo dari Kontraktor Kontrak KerjaSama (KKKS) Mahakam yakni Total E&P Indonesie dan Inpex Corporation, LNG akan disalurkan dari Plant 26 milik Pertagas di Bontang,” kata dia.

Di Plant 26, LNG dimasukkan dalam truk isotank yang kemudian mengangkut LNG untuk disalurkan ke konsumen. Salah satu konsumen yang disasar Pertagas dalam mempertahankan komitmennya untuk menyediakan energi alternatif di Indonesia secara kontinyu ini adalah dengan menyalurkan LNG untuk kebutuhan mall besar di kota Balikpapan, Kalimantan Timur, yakni Balcony Mall. “Ini menjadi bukti kami untuk senantiasa hadir guna memenuhi kebutuhan energi di berbagi sektor,” papar Eko.

Pemenuhan LNG untuk Balcony Mall ini sudah dimulai Desember 2014. Saat itu, menurut Eko, Pertagas Niaga melaksanakan pilot project penyaluran LNG perdana untuk kebutuhan genset dan chiller di mall tersebut. “Pilot project tersebut sukses dan kini berlanjut terus hingga saat ini,” ungkap Eko.

Dengan alokasi gas dari Total E&P Indonesie & Inpex Corporation, masih menurut Eko, saat ini secara berkala Pertagas Niaga mengirimkan LNG ke Balcony Mall sebanyak 1 isotank atau setara 400 MMBTU untuk sekali pengiriman. Adapun mitra yang digandeng untuk menyediakan fasilitas regasifikasi LNG di lokasi tersebut adalah PT Prima Energi Raharja. “Hingga saat ini kami sudah mengirimkan LNG ke Balcony Mall sebanyak 7 Isotank atau setara 2.790 MMBTU,” ujarnya.

LNG yang dikirimkan tersebut berasal dari hasil pemrosesan di LNG Plant PT Badak NGL. LNG tersebut kemudian disalurkan ke Plant 26 milik Pertagas di Bontang melalui pipa. Sedangkan pengiriman LNG ke Balcony Mall dilakukan dengan Isotank. “Skema ini akan memudahkan pengembangan bisnis LNG, karena pengirimannya tidak lagi tergantung pada infrastruktur pipa,” lanjut Eko.

Diki Herdianto, Operation Manager Balcony Mall mengaku pihaknya sejak awal sangat tertarik menggunakan LNG untuk memenuhi kebutuhan bahan bakar listrik dan pendingin ruangan di tempat usahanya. “Selain lebih ramah lingkungan juga membuat biaya maintenance mesin pendingin lebih hemat,” ujarnya. Apalagi sejauh ini, menurut perhitungannya, penggunaan LNG juga mampu menekan biaya bahan bakar. “Penghematannya sekitar 10% hingga 20%,” ujarnya.

Pertagas Niaga sendiri telah memiliki rencana jangka panjang untuk pengembangan bisnis LNG, melalui Plant 26 di Bontang target market LNG Pertagas Niaga tidak hanya digunakan untuk memenuhi kebutuhan Mall namun juga untuk bahan bakar kendaraan tambang, listrik, industri dan cool down services. “Kami optimis bisnis ini akan terus berkembang. Potensi di Kalimantan saja masih banyak yang bisa digarap” tutup Eko.(AT)