JAKARTA– PT Pertamina Gas (Pertagas), anak usaha PT Pertamina (Persero) di sektor gas terintegrasi, mencatatkan kinerja cukup moncer sepanjang tahun ini. Hingga Agustus 2017, Pertagas membukukan laba bersih sebesar US$ 90,6 juta atau sekitar Rp 1,22 triliun, melebihi target dalam Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proporsional tahun berjalan sebesar 118%.

Menurut Suko Hartono, Presiden Direktur Pertagas, dibandingkan periode yang sama tahun lalu, laba kami juga meningkat 108%. Prestasi ini sekaligus melanjutkan tren positif Pertagas yang dicapai pada 2016 yang mencatatkan laba bersih yang diperoleh sebesar US$ 159 juta dan juga melebihi target RKAP yang ditetapkan sepanjang 2016. “Ini menjadi prestasi tersendiri di saat persaingan usaha semakin ketat,” ujar Suko dalam keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (8/10).

Suko mengatakan, torehan kinerja yang positif hingga Agustus tak lepas dari stabilnya pendapatan perusahaan dari beragam bisnis yang dimiliki Pertagas. Sektor transportasi gas, niaga gas, dan transportasi minyak masih menjadi penopang utama pendapatan Pertagas. Sedangkan realisasi pendapatan bisnis dari Pemrosesan Gas (LPG), Regasifikasi LNG serta Kompresi Gas juga terus menunjukkan kinerja mengkilap dengan hasil yang melebihi RKAP.

Birunya laporan kinerja keuangan dan operasi ini pun tetap diimbangi dengan bagusnya kinerja dari sisi health safety and environment (HSE). Hingga Agustus 2017 Pertagas berhasil mempertahankan jam kerja selamat (zero accident) hingga 38.300.325 jam. Penerapan tata kelola HSE yang baik di Pertagas telah membawa perusahaan menerima beberapa penghargaan sepanjang 2016.

Suko menyebutkan, aktivitas investasi juga terus terus dikeluarkan Pertagas untuk menyelesaikan beberapa proyek pembangunan pipa gas, seperti Ruas Gresik-Semarang, PKG Looping guna memasok kebutuhan gas Petrokimia Gresik, serta Grissik-Pusri untuk memenuhi pasokan gas PT Pupuk Sriwijaya. “Dalam waktu dekat, Kami juga akan memulai proses pembangunan pipa ruas Duri-Dumai,” katanya.

Di sisi lain, lanjut Suko, Pertagas terus memberikan komitmen yang kuat dalam pelaksanaan Good Corporate Governance (GCG). Salah satunya adalah dengan menindaklanjuti rekomendasi Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) seperti yang termuat dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK tentang Kinerja Kegiatan Niaga dan Transportasi Gas Pertagas dan Anak Perusahaan tahun 2014, 2015, dan semester I 2016 .

Menurut Suko, Pertagas telah mengirimkan surat jawaban kepada BPK dan menindaklanjuti rekomendasi yang dikeluarkan oleh lembaga tersebut. “Ini bukti bahwa kami selalu menjunjung tinggi komitmen GCG” ujarnya.

Sesuai rekomendasi BPK, Pertagas telah menyusun draf Tata Kerja Organisasi (TKO) mengenai pengaturan shipper stock. Perihal piutang macet PT Mutiara Energi (ME) yang juga menjadi salah satu sorotan BPK, menurut Suko, perusahaan juga sangat serius menindaklanjuti rekomendasi BPK tersebut. “Pertagas terus melakukan upaya maksimal dalam melakukan penagihan utang Mutiara Energi,” katanya.

Pertagas sudah menyampaikan surat kepada Mutiara Energi, mulai dari peringatan pertama pada Agustus 2016 dilanjutkan peringatan kedua yang dikirim pada September 2016. “Kami optimistis persoalan piutang dengan Mutiara Energi bisa diselesaikan dalam waktu dekat sesuai peraturan yang berlaku yakni paling lambat sampai akhir 2017,” tegas Suko.

Sementara itu untuk rekomendasi lainnya, yaitu pipa transmisi gas Belawan – Kawasan Industri Medan – Kawasan Ekonomi Khusus (BEL-KIM-KEK), Pertagas sudah melakukan penyusunan ulang feasibility study (FS) dan keekonomian BEL-KIM-KEK berdasarkan kondisi riil. “Pipa ruas BEl-KIM-KEK ini sudah rampung sejak akhir 2016 dan telah menyalurkan gas ke industri di KEK Sei Mangke,” katanya.

Suko optimistis pemanfaatan ruas-ruas pipa Pertagas bakal meningkat seiring dengan genderang transformasi bisnis yang tengah ditabuhnya. Ke depan, menurut Suko, Pertagas tidak hanya akan fokus pada bisnis transportasi gas, tetapi juga akan menggenjot bisnis niaga gas melalui pemasaran yang agresif.

“Langkah ini diharapkan bakal mampu mendongkrak utilisasi pipa-pipa yang dimiliki Pertagas (termasuk BEL-KIM-KEK) dengan lebih maksimal,” katanya. (DR)