JAKARTA – Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) meminta antisipasi pemerintah dalam arus balik lebaran harus lebih baik dibandingkan arus mudik kemarin. Pasalnya, dalam titik puncak mudik pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) tidak dapat memenuhi permintaan masyarakat yang luar biasa.

“Distribusi dan manajamen stok BBM harus dipikirkan ulang dengan seksama, jangan seperti persiapan mudik yang terbukti kurang baik. Ada baiknya dipikirkan terobosan baru yang lebih kreatif dan adaptif agar redistribusi BBM berbasis evaluasi pelaksanaan mudik,” ungkap Rofi Munawar, Anggota DPR RI Komisi VII dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (FPKS) tu (9/7).

Rofi menilai kebijakan pemerintah kurang tepat dalam memperhitungkan beragam faktor yang sudah banyak berubah di tahun ini. “Persiapan hampir tidak banyak perubahan dari tahun sebelumnya. Jangan sampai antisipasi arus balik sama dengan arus mudik kemarin, walau diprediksi kendaraan akan terpisah secara waktu maupun rute,” ungkapnya.

Menurut Rofi, beberapa faktor yang menyebabkan stok BBM tidak tersedia dengan baik selama arus mudik, seperti titik distribusi BBM yang terbatas hanya di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), perubahan harga BBM, macet yang berkepanjangan menyebabkan konsumsi melonjak tajam dan adanya antrian yang mengular.

Kepala Korps Lalu Lintas (Korlantas) Polri Inspektur Jenderal Agung Budi Maryoto sebelumnya memprediksi akhir pekan (Sabtu dan Minggu) menjadi puncak arus balik Hari Raya Idul Fitri bagi para pemudik untuk kembali ke kota asal.(RA)