Kilang Tangguh

Kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni, Papua.

JAKARTA – Perusahaan asal Inggris pengelola Kilang LNG Tangguh, British Petroleum (BP) dan PT PLN (Persero) hari ini, Selasa, 3 Desember 2013, menandatangani perjanjian penyaluran dan pengambilan tenaga listrik sebesar 4 Megawatt (MW) untuk memasok energi ke warga Teluk Bintuni, Papua.   

Perjanjian itu ditandatangani di Kantor Pusat PLN, Jl Trunojoyo – Jakarta oleh William Lin, BP Regional President Asia Pacific dan Direktur Utama PLN, Nur Pamudji. Lin mengaku, BP menandatangani perjanjian itu atas nama mitra-mitra Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) minyak dan gas bumi (migas) pengelola cadangan gas dan kilang LNG Tangguh.  

Pasokan listrik itu sendiri tidak gratis. Melainkan PLN membeli tenaga listrik yang dihasilkan pembangkit listrik tenaga gas di Kilang Tangguh, untuk kemudian dijual dan didistribusikan kepada masyarakat di Kabupaten Teluk Bintuni, Papua Barat.

 “Hal ini mencerminkan niat kami untuk mendukung pembangunan ekonomi Papua Barat. Secara khusus, perjanjian yang ditandatangani hari ini memungkinkan kami untuk memasok tahap pertama 4 MW listrik dari kilang LNG Tangguh untuk menerangi ratusan rumah dan bisnis masyarakat di pantai utara dan selatan Teluk Bintuni,” kata William Lin.

Ia mengaku, pengelola Kilang Tangguh telah bekerja keras bersama PLN, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), SKK Migas, dan Pemerintah Kabupaten Teluk Bintuni, untuk menyelesaikan instalasi infrastruktur listrik dan peralatan antarmuka di kilang itu.

“Evaluasi lebih lanjut sedang dilakukan yang hasilnya akan menentukan apakah kami dapat memasok tambahan 4 MW listrik kepada PLN di masa mendatang untuk Bintuni,” katanya.

Penandatanganan perjanjian penyaluran dan pengambilan tenaga listrik tersebut dilakukan setelah ditandatanganinya nota kesepahaman dengan PLN pada Mei 2012, dan merupakan bagian dari rencana pengembangan LNG Tangguh. Dalam perjanjian tersebut Tangguh akan memasok listrik ke PLN selama 20 tahun untuk daerah sekitar kilang LNG Tangguh di Teluk Bintuni.

BP sendiri telah lebih dari 45 tahun bekerja di Indonesia, dan merupakan salah satu investor asing terbesar. Kegiatannya didominasi oleh bisnis eksplorasi dan produksi, khususnya LNG Tangguh di Provinsi Papua Barat yang mulai beroperasi pada pertengahan 2009.

Tangguh dioperasikan oleh BP Indonesia sebagai kontraktor SKK Migas. BP memegang saham 37,16% dalam proyek tersebut. Mitra kontrak Tangguh lainnya adalah MI Berau B.V. (16,30%), CNOOC Muturi Ltd. (13,90%), Nippon Oil Exploration (Berau) Ltd (12,23%), KG Berau/KG Wiriagar (10%), Indonesia Natural Gas Resources Muturi Inc (7,35%), dan Talisman Wiriagar Overseas Ltd (3,06%).

(Abdul Hamid / duniaenergi@yahoo.co.id)