JAKARTA – Penandatangan Perjanjian Jual Beli Gas (PJBG) Jambaran Tiung Biru antara PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero) masih menunggu penuntasan akuisisi 41,1% hak partisipasi Exxonmobil oleh Pertamina.
Amien Sunaryadhi, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Migas (SKK Migas), mengatakan penandatanganan PJBG masih menunggu legalitas akuisisi proyek Jambaran Tiung Biru oleh Pertamina.
“Poin-poin perjanjian yang didiskusikan belum selesai, menuggu kesepakatan final dengan Exxonmobil. Kesepakatan sudah selesai tinggal tunggu formalitas tandatangan Exxon di Houston, Amerika Serikat. Tapi substansinya sudah disepakati,” kata Amien di Bojonegoro, Senin (25/9).
Kesepakatan antara Pertamina dan Exxonmobil penting dalam proyek Jambaran Tiung Biru. Pasalnya, Exxon menolak melanjutkan proyek tersebut karena nilai penjualan gas tidak sesuai dengan nilai keekonomian yang telah ditetapkan.
Erwin Maryoto, Vice President Public and Government Affairs Exxonmobil, menegaskan pembahasan alih kelola proyek JTB sudah tahap akhir karena itu proses groundbreaking bisa dilakukan. Selanjutnya adalah hanya proses administrasi formal yang tetap harus melalui kantor pusat Exxonmobil.
“Termasuk nilai alih kelolanya sudah disepakati, kalau belumkan tidak mungkin konstruksi, seperti Pak Amien bilang hanya tinggal kelengkapan administrasi saja,” kata dia.
Proyek Jambaran Tiung Biru merupakan salah satu proyek gas terbesar yang mampu dikembangkan dalam beberapa tahun terakhir. Proyek ini sempat menemui hadangan berat karena biaya pengembangan tinggi membuat harga gas yang dipasarkan terlampau mahal bagi para calon konsumen gas.
PT Pertamina EP Cepu sebagai operator diharuskan melakukan efisiensi besar-besaran untuk bisa memastikan proyek tetap berjalan. Sejak diajukan rencana pengembangan (plan of development/PoD) sudah beberapakali dilakukan revisi dalam perhitungan biaya investasi pengembangan hingga akhirnya mencapai US$ 1,5 miliar.
Adriansyah, Direktur Utama Pertamina EP Cepu, mengakui sampai saat ini masih menunggu kepastian persetujuan dari kantor pusat Exxon di Amerika Serikat untuk bisa memastikan legalitas jual beli gas dengan PLN.
“Kita tunggu dulu, kalau itu sudah tandatangan baru PJBG, kita akan tunggu proses internal disana,” kata dia.
Menurut Adriansyah, seiring dimulainya konstruksi pada semester kedua tahun ini Pertamina EP Cepu juga melakukan penyesuaian jadwal rampungnya proyek yang semula 2020 menjadi 2021. Perseroan akan langsung melakukan pengeboran pada tahun depan.
“Untuk pengeboran kita jadwalkan di pertengahan tahun depan,” katanya.(RI)