JAKARTA – Kementerian Energi dan SUmber Daya Mineral (ESDM) mencatat hingga Juli 2016, realisasi pembangunan jaringan distribusi gas bumi untuk rumah tangga (jargas) di Kota Cilegon, Banten mencapai 25% dari total 4.066 sambungan rumah (SR) yang akan dibangun di Kelurahan Wanasari, Deringgo dan Kreceng, Kecamatan Citangkil.

IGN Wiratmaja Puja, Direktur Jenderal Minyak dan Gas Kementerian ESDM, mengatakan pencapaian pembangunan jaringan distribusi gas di Kota Cilegon sedikit lebih rendah dari jadwal yang seharusnya sebesar 35%. Hal ini lantaran terdapat beberapa kendala dalam pengerjaan pembangunan, seperti izin crossing kereta api yang belum selesai.

“Agar pembangunan dapat berjalan sesuai rencana, perlu bantuan dan kerja sama dari pemerintah daerah Cilegon. (kendala) izin ini memperlambat proses (pembangunan),” kata Wiratmaja.

Menurut dia, apabila kendala perizinan ini terus terjadi, bukan tidak mungkin untuk ke depan, pembangunan jargas akan difokuskan ke daerah-daerah yang kondusif sehingga proyek dapat berjalan lancar. Kendala-kendala yang dihadapi dalam pembangunan jargas di Cilegon, antara lain izin crossing kereta api yang belum selesai, izin jalan nasional serta izin crossing beberapa pipa di SPBG.

Menanggapi keluhan Dirjen Migas, Sekda Provinsi Banten Ranta Suharta berjanji akan membantu memfasilitasi. “Pembangunan jargas yang ke rumah-rumah penduduk itu (wilayah) Kabupaten Kota. Tapi kita akan fasilitasi,” ucapnya.

Untuk 2016, pemerintah akan membangun 189 ribu SR di enam lokasi yaitu Tarakan, Surabaya, Batam, Prabumulih, Cilegon dan Balikpapan. Sedangkan untuk 2017, akan dibangun 200 ribu SR dan diharapkan hingga 2019 mendatang dapat terbangun 1,5 juta SR.

Pemerintah telah melakukan pembangunan jargas sejak 2009, Surabaya dan Palembang menjadi pilot project-nya. Pembangunan infrastruktur ini bertujuan meningkatkan pelayanan umum dalam penyediaan energi yang murah, bersih, aman dan mudah pemakaiannya serta mengurangi beban subsidi BBM khususnya subsidi minyak tanah dan LPG, yang merupakan komponen subsidi terbesar. Dengan menggunakan jargas, masyarakat dapat berhemat sekitar 40-60% dibandingkan menggunakan LPG.(AT)