JAKARTA – Penguatan dolar Amerika Serikat seiring rencana kenaikan suku bunga membatasi pergerakan harga minyak dunia. Patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Desember kehilangan 15 sen menjadi menetap US$45,42 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan global, minyak mentah Brent untuk pengiriman Januari turun 14 sen menjadi US$46,49 per barel di London ICE Futures Exchange pada penutupan perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB).

Dolar AS naik terhadap mata uang utama lainnya pada Kamis, setelah Ketua Federal Reserve Janet Yellen mengatakan bank sentral semakin dekat untuk menaikkan suku bunga utamanya, lapor Xinhua. Greenback yang kuat membuat minyak mentah yang dihargakan dalam dolar lebih mahal dan kurang menarik bagi pembeli yang memegang mata uang lainnya.

Sementara itu, pasokan minyak mentah yang berlimpah juga membebani pasar. Persediaan minyak mentah AS (tidak termasuk Cadangan Bahan Bakar Strategis) naik 5,3 juta barel pekan lalu menjadi 490,3 juta barel, atau bertambah 7,7% secara tahun ke tahun, menurut Badan Informasi Energi AS (EIA).

Sementara itu, negara-negara anggota Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan non-OPEC akan mengadakan pertemuan informal dan konsultasi pada Jumat untuk mencapai kesepakatan mengenai situasi pasar energi saat ini, Menteri Energi Qatar Mohammed Al-Sada mengatakan, Kamis.

Aljazair dan Arab Saudi mengatakan awal pekan ini mereka optimis bahwa hasil akhir kesepakatan pembekuan bisa dilakukan pada akhir bulan ini. Rusia juga menyatakan kesediaannya untuk mendukung kesepakatan tersebut.

OPEC mencapai kesepakatan awal untuk mengekang produksi minyak mereka pada September dan akan bertemu pada 30 November untuk meresmikan kesepakatan tersebut.(AT/ANT)