JAKARTA – Perombakan kabinet yang dilakukan Presiden Joko Widodo dinilai sebagai suatu respon terhadap perkembangan yang terjadi di dunia, termasuk di sektor minyak dan gas.

Sudirman Said, mantan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan perubahan yang terjadi di Kementerian ESDM diharapkan akan mempercepat penataan sektor energi nasional.

“Sektor ini menarik banyak langkah yang bergesekan, bersinggungan dengan kepentingan lain. Pak Presiden tahu betul resiko ini. Langkah Presiden untuk ini respon dari perkembangan baru,” kata Sudirman yang digantikan Archandra Tahar sebagai Menteri ESDM, Rabu (27/7).

Lebih lanjut Sudirman mengungkapkan menteri baru nantinya bisa bekerja dengan baik, karena seorang profesional bisa diandalkan dalam proses reformasi.

“Reformasi tinggalkan praktek tidak etis, kejar ketinggalan, bangun pondasi bagi perjalanan jangka panjang. Profesional yang masuk seperti Pak Candra punya background solid di bidang migas,” ungkap dia.

Sudirman mengklaim beberapa program yang sempat dijalankannya mampu menjadi terobosan baru yang bermanfaat bagi perekonomian Indonesia. Program tata kelola migas, pencabutan subsidi serta pembubaran Petral menjadi beberapa program yang diklaim sebagai terobosan baru yang mampuberikan dampak signifikan bagi perekonomian Indonesia.

“Birokrasi tata kelola migas dengan rekomendasi dan sekarang kita lakukan efisiensi rantai pasokan, pembubaran petral , membuat pasokan energi lebih bersih,” tandas Sudirman.(RI)