TARAKAN – PT Pertamina EP, anak usaha PT Pertamina (Persero) melakukan berbagai upaya dalam menjaga ketahanan energi di wilayah Provinsi Kalimantan Utara, salah satunya dengan menambah titik serah gas dari Pertamina EP Bunyu Field ke PT PLN Tarakan pada mesin pembangkit di Binalatung Kelurahan Pantai Amal, Tarakan. Keberhasilan penambahan titik serah ditandai dengan penyaluran gas yang resmi dilakukan pada 20 April 2016.

Penambahan titik serah gas dilakukan melalui mekanisme penyambungan jalur (tie in) gas pada jalur pipa sepanjang 30 km dari pulau Bunyu sampai dengan Gas Plant G8 milik PT Medco Tarakan melalui fasilitas pipa 6 inch milik Manhattan Kalimantan Investment (MKI) Pte. Ltd ke mesin pembangkit milik PLN Tarakan di Binalatung.
Rata – rata pengiriman gas dari Bunyu Field ke pembangkit Binalatung sebesar 1,7 juta kaki kubik per hari (MMSCFD). Sementara untuk pembangkit di Gas Plant G8 rata – rata pengiriman gas sebesar 3.7 MMSCFD.

“Dengan begitu, untuk total gas yang dikirim Pertamina EP Bunyu Field kepada PLN Tarakan, terdapat tambahan pasokan atas PJBG existing sebelumnya sebesar 4 MMSCFD,” ujar Muhammad Baron, Public Relation Manager PT Pertamina EP, Rabu (4/5).

Proses pengiriman gas dari Pertamina EP Bunyu Field ke PLN Tarakan sebelumnya dilakukan melalui jalur pipa gas milik Medco Tarakan dari pulau Bunyu sampai dengan Gas Plant G8 Medco Tarakan, kemudian dari G8 ditingkatkan tekananannya agar gas dapat sampai di fasilitas mesin pembangkit listrik milik PLN Tarakan di Gunung Belah.

“Selama ini kami mengirimkan gas dari bunyu sampai ke tarakan menggunakan pipa Medco Tarakan Gas Plant G 8 sepanjang 30 km. Kemudian dikirimkan ke Pembangkit listrik PLN Tarakan di daerah Gunung Belah,” ungkap Baron dalam keterangan tertulisnya.

Dia menambahkan sebelum dilakukan proses tie in dari Pertamina EP Bunyu Field, fasilitas mesin pembangkit listrik milik PLN Tarakan yang berada di Binalatung belum dapat beroperasi karena terkendala pasokan gas.

Menurut Baron, dengan adanya penambahan titik serah di Binalatung tersebut, pasokan gas terhadap PLN menjadi lebih terjamin, dan diharapkan operasi PLN Tarakan menjadi lebih handal dikarenakan pembangkit listrik di Gunung Belah yang relatif sudah lama. Ketika ada kegiatan over haul maka akan dilakukan shut down dan sekarang ketika setelah dilakukan tie in di Pembangkit Listrik di wilayah Binalatung.

“Apabila di salah satu pembangkit ada perbaikan, Kota Tarakan tetap mendapatkan pasokan gas dan masyarakat tetap dapat memanfaatkan aliran listrik,” tandas Baron.(AT)