JAKARTA – Perbankan nasional menilai penyaluran pembiayaan bagi industri hulu minyak dan gas tidak mudah. Pasalnya, selama ini industri hulu migas mendapatkan pembiayaan proyek dari bank-bank asing.

“Jadi tidak mudah jadi bank penyedia layanan industri migas. Tahapannya luar biasa karena banyak bank asing yang sudah melayani industri migas,” ujar Sri Indhira, Vice President Transactional Banking and Services PT Bank BNI Tbk (BBNI) di Anyer, Banten, Jumat (7/4).

Menurut Sri, BNI sebagai salah satu bank pemerintah mulai ikut membiayai proyek-proyek besar industri hulu migas, salah satunya untuk proyek LNG Tangguh Train 3 sebesar US$ 25 juta pada 2016.

“Kita juga siapkan layanan internet banking teritegrasi dengan sistem perusahan migas. Ada juga solusi pembayaran dan penerimaan. Jadi tidak perlu datang ke kantor karena semua berbasis elektronik,” tukas dia.

Tidak hanya itu, BNI kata Sri juga memberikan garansi bank jaminan atas proyek yang dikerjakan kontraktor kontrak kerja sama (KKKS). “Risiko pekerjaan hulu migas memang dikenal tinggi, kontraktor tentu membutuhkan adanya jaminan pelaksanaan proyek. Kita siapkan garansi ini supaya proyek valid,” ungkap dia.

Selain itu, masalah perpajakan juga kerap kali menyulitkan kontraktor. Saat ini melalui koordinasi dengan Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan maka pembayaran pajak melalui perbankan nasional bisa lebih mudah
“Kita mengedepankan solusi pembayaran electronic tax, interkoneksi SKK Migas, Dirjen Pajak dan bank biar lebih cepat. Ini juga kita bangun solusinya,” kata Sri.(RI)