JAKARTA – Harga minyak dunia berpotensi menghadapi tekanan pada kuartal IV 2017 akibat rencana kenaikan produksi Amerika Serikat. Padahal disisi lain, negara-negara pengekspor minyak yang tergabung dalam OPEC terus berupaya menyeimbangkan pasar minyak yang telah jenuh.

“Dari sudut pandang teknikal, minyak mentah mentah light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) mengalami tekanan jual pada grafik harian. Penurunan berulang kali di bawah US$50 dapat menyebabkan depresiasi lebih lanjut menuju US$49,50 hingga US$48,50 per barel,” ungkap Lukman Otunuga, Research Analysist FXTM, Kamis (5/10).

Minyak mentah WTI tertekan pada pekan ini karena investor mulai mempertanyakan keberlanjutan reli minyak yang berlangsung selama sebagian besar kuartal ketiga. Harga minyak naik tajam pada kuartal ketiga 2017, dengan minyak mentah Brent melonjak sekitar 20%, menandai kenaikan kuartalan terbesar sejak 2004, di tengah tanda-tanda penyeimbangan kembali antara penawaran dan permintaan.

Pelaku pasar yang mencari peluang untuk menekan harga komoditas ini mendapat celah pada Selasa (3/10) setelah estimasi industri mengenai persediaan AS memberi hasil yang bervariasi.

Persediaan minyak mentah Amerika Serikat menurun pekan lalu. Badan Informasi Energi Amerika Serikat (EIA) mengatakan persediaan minyak mentah AS turun sebesar 6,0 juta barel menjadi 465,0 juta barel pada pekan lalu. Namun ekspor minyak mentah Amerika Serikat melonjak menjadi 1,98 juta barel per hari dan produksinya naik untuk minggu keempat berturut-turut.

American Petroleum Institute (API) juga melaporkan pada Selasa bahwa pasokan bahan bakar minyak (BBM) meningkat 4,91 juta barel. Kenaikan pasokan BBM memperburuk kekhawatiran oversuplai.

Menurut Lukman, investor akan terus memantau isyarat apakah OPEC akan memperpanjang pemangkasan produksi setelah tanggal akhir saat ini, yaitu Maret 2018. “Perpanjangan kesepakatan tersebut dapat mendukung harga minyak, namun juga mendorong produsen minyak serpih AS untuk meningkatkan produksi,” kata dia.

Harga minyak dunia turun pada sesi ketiga berturut-turut pada akhir perdagangan Rabu di New York Merchantile Exchange dan London ICE Futures Exchange. Patokan Amerika Serikat, minyak WTI untuk pengiriman November, turun 44 sen menjadi menetap US$49,98 per barel di New York Mercantile Exchange.

Minyak mentah Brent North Sea, untuk pengiriman Desember juga turun 20 sen menjadi US$55,80 per barel di London ICE Futures Exchange.(AT)