JAKARTA – Pemerintah berencana melarang penjualan bahan bakar minyak (BBM) berkualitas rendah atau yang beroktan rendah selama perhelatan Asian Games 2018 di Jakarta, Bandung, dan Palembang. Serta pada pertemuan IMF di Bali.

Untuk itu, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah mengirimkan surat kepada Presiden Joko Widodo guna melaporkan rencana penerapan kebijakan tersebut.

Adiatma Sardjito, VP Corporate Communication PT Pertamina (Persero), mengungkapkan ada regulasi yang menetapkan batasan kualitas udara di suatu wilayah sebagai lokasi kegiatan olahraga berstandar internasional.

“Untuk melaksanakan kegiatan olahraga itu syaratnya sulfur 25ug/m3, kalau tidak salah Jakarta 35 ug/m3 di udara,” kata Adiatma saat ditemui di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jakarta, Senin (26/3).

BBM yang sesuai dengan standarisasi tersebut sejauh ini adalah BBM jenis Pertamax Turbo atau yang setara dengan research octane number (RON) 94. Untuk itu jika mengikuti permintaan KLHK maka Pertamax Turbo harus tersedia di kota-kota tersebut.

“Ya kami tidak boleh jualan (BBM) yang jelek-jelek (kualitasnya) itu,” tukas Adiatma.

Premium saat ini merupakan satu-satunya BBM dengan RON 88 dan tidak memenuhi standar Euro 2 sekalipun.

Bahkan dalam surat kepada Presiden, Pertamina diwajibkan menyediakan Pertamax Turbo tidak hanya di empat kota tersebut, tapi juga di daerah yang menjadi penyangga perhelatan akbar Asian Games dan pertemuan IMF.

Dalam surat Menteri LHK kepada Presiden No : S.108/Menlhk/Setjen/PKL.3/3/2018  tentang BB Euro 4 dan  kualitas udara dalam rangka Asian Games berisi laporan menteri untuk menindaklanjuti penyiapan udara yang baik dari ukuran unsur timbal (pb) dalam bahan bakar dengan Euro 4 dan dikaitkan dengan Asian Games 2018 guna menjamin kualitas udara yang bersih dan sehat bagi para atlet.

Dalam poin pertama dilaporkan berdasarkan pantauan KLHK terhadap kulitas udara berdasarkan konsentrasi PM 2.5 sepanjang Januari 2017 hingga Januari 2018 menunjukkan data untuk kota Palembang pada kisaran 12ug/m3 dan Jakarta pada kisaran 35 ug/m3. Bila dibandingkan dengan baku mutu nasional (65 ug/m3) masih berada dibawah standar, namun jika menggunakan standar WHO sebesar 25 ug/m3 maka kualitas udara Jakarta tidak memenuhi standar WHO.

Selain itu, telah dikeluarkan Permen KLHK No P.20/MENLHK/SETJEN/KUM.1/3/2017 tentang baku mutu emisi gas buang kendaraan bermotor tipe M, kategori tipe N dna O (Euro 4) yang berlaku sejak 10 Maret 2017 untuk kendaraan tipe baru dan 10 Juli 2018 untuk kendaraan yang sedang diproduksi berbahan bakar bensin.

Serta Menteri LHK juga melaporkan sehubungan dengan adanya Asian Games pada Agustus 2018 dan pertemuan IMF di Bali pada Oktober 2018 telah dibahas bersama Kementerian LHK, Kementerian Perindustrian, Kementerian BUMN dan  Pertamina agar Pertamina dapat menjamin pasokan dan distribusi bahan bakar bensin kualitas Euro 4 yaitu Pertamax Turbo selambatnya pada Mei 2018 dan wajib tersedia untuk wilayah atau Jabodetabek, Palembang, Bali, Bandung, Yogyakarta, Surabaya, Banyuwangi dan Labuan Bajo.

Menurut Adiatma, jika diminta untuk menambah stok Pertamax Turbo maka harus ada BBM yang dikorbankan sehingga kapasitas penyimpanan sesuai. Selain itu juga mendukung peningkatan kualitas udara yang diinginkan.

“Kami sekarang lebih mendorong penggunaan BBM oktan tinggi Euro 4, malah KLHK mintanya. Ini tangki nih kalau kita isi semua Euro 4, tangki kan tetap. apa yang harus dikurangi, ya Premium. Premium itu kan merusak kesehatan lingkungan. ini buat Asian Games saja tidak boleh,” papar Adiatma.

Pertamina mengaku siap saja jika tetap diwajibkan menyiapkan Pertamax Turbo. “Kita lihat ini aturan yang bikin pemerintah, tidak boleh jual non Euro. Kami comply sama aturan pemerintah,” tandasnya.(RI)