JAKARTA– PT Borneo Lumbung Energi & Metal Tbk (BORN), emiten pertambangan batu bara mencatatkan kinerja keuangan negatif sepanjang semester I 2018 dibandingkan periode sama tahun sebelumnya. Borneo mengulang kerugian yang dialami pada periode sama tahun 2014 dan 2015.

Menurut laporan keuangan perusahaan (publikasi) yang dirilis Jumat (14/9), penurunan kinerja keuangan ini dipicu oleh berkurangnya secara drastis penjualan perusahaan dari US$155,6 juta menjadi hanya US$16,1 juta.

Pada semester I-2017, penjualan batubara ekspor kepada pihak ketiga tertinggi senilai USD108,9 juta kepada Noble Resources International Pte.Ltd. Sedangkan pada semester I 2018, penjualan tertinggi hanya senilai USD16,11 juta kepada Rescom Mineral Trading FZE.
Seiring dengan itu, beban pokok penjualan juga turun drastis dari US$ 83,19 juta menjadi US$15,9 juta. Hal ini menyebabkan laba kotor perusahaan turun signifikan dari US$ 72,41 juta menjadi hanya US$ 132.784.

Dipotong berbagai beban, terutama beban umum dan administrasi yang tercatat US$ 4,71 juta yang turun dibandingkan semester I 2017 sebesar US$ 11,12 juta, toral laba bersih perseroan minus US$ 5,96 juta berbanding untung US$ 53,04 juta (year-on-year).

Kinerja penjualan Borneo pada periode Januari-Juni 2018 juga tak lebh baik ketimbang 2014-2016. Pada periode sama di tiga tahun tersebut, penjualan Borneo masing-masing sebesar US$69 juta, US$60 juta, dan US$ 36,84 juta. Biaya pokok penjualan juga bervariasi. Pada semester I 2014 sebesar US$ 138,4 juta, periode hingga akhir Juni 2015 senilai US$94,3 juta, dan Januari-Juni 2016 sebesar US$ 27 juta.

Di sisi lain, perseroan justru mengulangi kerugian yang dialami periode sama pada 2014 dan 2015. Pada dua tahun itu, Borneo rugi US$ 170,13 juta pada Januari-Juni 2014 dan rugi US$ 71,99 juta pada Januari-Juni 2015. Sedangkan pada semester I 2016 mulaii untung US$ 9,8 juta.

Di sisi lain, liabilitas perseroan pada enam bulan pertama tahun ini senilai US$1,707 miliar atau naik tipis sebesar 0,17% dibandingkan dengan liabilitas pada akhir 2017 senilai US$1,705 miliar.

Sedangkan aset Borneo pada semester I-2018 tercatat turun 0,35% menjadi senilai US$985,62 juta dibandingkan dengan aset perseroan pada akhir 2017 senilai US$989,08 juta. (RA)