JAKARTA –  Penjualan bahan bakar minyak (BBM) jenis non PSO PT Pertamina (Persero),  yakni bahan bakar khusus (BBK) seperti Pertalite, Pertamax, Pertamax Plus, Dexlite dan Pertadex terus bertumbuh.

Muchamad Iskandar, Direktur Pemasaran Pertamina,  mengatakan untuk Pertamax, pertumbuhan yang dicapai dibanding pada sembilan bulan tahun ini sebesar 43%. Jika pada periode sembilan bulan 2016 sebesar 2,94 juta kiloliter (KL), pada periode yang sama 2017 menjadi 4,8 juta KL.

Pertumbuhan paling besar dicatat BBM RON 90, yakni Pertalite yang lebih dari 200% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

“Tahun lalu hingga September mencapai 3 juta KL, tahun ini 10,27 KL atau naik 243%,” kata Iskandar dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (2/11).

Untuk Pertamax Plus dan BBM Solar jenis Dexlite dan Pertadex juga naik dibanding tahun lalu masing-masing sebesar 27% dan 32,5%.

Peningkatan penjualan BBK diyakini akibat peralihan pola konsumsi masyarakat dari BBM beroktan rendah ke BBM beroktan tinggi.

Data Pertamina menunjukkan penjualan BBM Khusus penugasan jenis Premium dengan RON 88 hingga kuartal ketiga sebesar 5,49 juta KL,  turun dibanding periode yang sama tahun lalu mencapai 8,46 juta KL. “Jadi turun sekitar 35%,” tukas dia.

Penualan biosolar dari Januari hingga September tercatat 10,97 juta KL, naik sekitar 6,1% dibanding periode yang sama pada tahun lalu yakni sebesar 10,34 juta KL.

Adanya pertumbuhan penjualan BBK ini membuat sektor hilir masih menjadi primadona Pertamina untuk meraup pendatapan. Perolehan pendapatan hingga pada periode Januari-September 2017, Pertamina membukukan pendapatan US$31,38 miliar pada sembilan bulan 2017, naik 17,8% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar US$26,62 miliar.

Arief Budiman Direktur Keuangan Pertamina menyatakan lebih 80% kontribusi pendapatan perusahaan didapatkan dari sektor hilir. “Sektor hilir berkontribusi 83%, sisanya 17% dari hulu,” kata dia.(RI)