JAKARTA – Kenaikan volume penjualan emas hingga 317% mendorong pendapatan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) atau Antam melonjak 293% menjadi Rp11,85 triliun pada enam bulan pertama 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar Rp3,01 triliun. Pendapatan dari penjualan emas mencapai Rp8,2 triliun atau 69% dari total pendapatan Antam.

Antam tercatat menjual 442.394 ounce emas pada semester I 2018 dibanding periode yang sama tahun lalu 106.033 ounce. Dari total penjualan tersebut, 33.468 ounce merupakan hasil produksi tambang Pongkor dan Cibaliung yang dioperasikan Antam. Sisanya, berasal dari pembelian pihak ketiga.

Selain dari emas, pendapatan Antam berasal dari penjualan feronikel yang pada enam bulan pertama 2018 mencapai Rp2,53 triliun atau 21% dari total pendapatan. Pada semester I 2017, pendapatan Antam dari penjualan feronikel tercatat Rp1,56 triliun.

Aprilandi Hidayat Setia, Sekretaris Perusahaan Antam dalam laporan yang dirilis Selasa (31/7), menyebutkan, perseroan mencatat pendapatan dari penjualan bijih nikel sebesar Rp858 miliar pada semester I 2018, naik 486% dibanding periode yang sama tahun lalu.

“Pada kuartal I 2018, Antam mendapat rekomendasi perpanjangan persetujuan ekspor mineral logam untuk penjualan ekspor bijih nikel kadar rendah (<1,7% Ni) sebesar 2,7 juta wet metrik ton (wmt) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk periode 2018-2019,” kata Aprilandi.
Pada 2017, Antam telah mendapat rekomendasi ekspor bijih nikel kadar rendah sebesar 3,9

juta wmt sejalan dengan Proyek Pembangunan Pabrik Feronikel Haltim di Maluku Utara berkapasitas 13.500 TNi per tahun.

Selain bijih nikel, Antam juga mendapat rekomendasi ekspor bijih bauksit sebesar 840 ribu wmt. Pada semester I 2018, volume penjualan bauksit mencapai 256 ribu wmt dan memberikan kontribusi pendapatan sebesar Rp125 miliar.(AT)