JAKARTA – PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG), anak usaha Banpu Plc, perusahaan energi asal Thailand, membukukan volume penjualan batu bara 5,16 juta ton pada tiga bulan pertama 2017, turun 23% dibanding periode yang sama tahun lalu sebesar 6,73 juta ton. Namun dengan peningkatan harga jual rata-rata (average selling price/ASP) sebesar 41% menjadi US$69,32 mendorong kinerja keuangan perseroan menguat.

Laporan keuangan Indo Tambangraya mencatat pendapatan pada kuartal I 2017 mencapai US$367,87 juta, naik 11% dibanding periode yang sama 2016 sebesar US$331,1 juta. Disisi lain, perseroan berhasil menekan beban pokok 3% menjadi US$252,9 juta. Hasilnya, laba kotor pada kuartal I 2017 naik 65% menjadi US$114,9 juta dibanding periode yang sama tahun lalu US$69,6 juta.

Seiring dengan kenaikan laba kotor, laba bersih Indo Tambangraya juga naik 148% menjadi US$57,1 juta dibanding kuartal I 2016 sebesar US$23 juta.

Sepanjang tahun ini Indo Tambangraya memproyeksikan kenaikan pendapatan tahun ini sebesar 30% menjadi sekitar US$ 1,77 miliar dibanding realisasi pendapatan tahun lalu yang mencapai US$1,36 miliar.

Yulius Gozali, Direktur Keuangan Indo Tambangraya Megah, sebelumnya mengatakan proyeksi peningkatan pendapatan itu ditopang oleh rencana perseroan melakukan diversifikasi bisnis. “Selama ini kami hanya mengantungi pendapatan dari bisnis pertambangan batu bara, dalam tempo tiga tahun ke depan kami juga memproyeksikan tambahan pendapatan dari bisnis listrik sekitar 15%-30%,” kata dia.

Indo Tambangraya menargetkan volume produksi batu bara pada tahun ini sebesar 25,5 juta ton dan volume penjualan 27 juta ton. “Dari total target penjualan tahun ini, 61% di antaranya sudah terjual,” kata Yulius.

Sepanjang tahun lalu perseroan memproduksi 25,6 juta ton batu bara dengan total volume penjualan mencapai 26,7 juta ton. Sebanyak 6,7 juta ton dikapalkan ke China, Jepang 5,2 juta ton, Indonesia 3,7 juta ton, India 2,8 juta ton, Filipina 2,3 juta ton, Korea Selatan 1,5 juta ton, Thailand 2,2 juta ton, Italia 0,5 juta ton, Taiwan 0,9 juta ton, Malaysia 0,3 juta ton, dan pembeli lain 0,5 juta ton.

Produksi batu bara Indo Tambangraya pada 2016 berasal dari sejumlah anak usaha, yakni PT Indominco Mandiri 15,5 juta ton, PT Trubaindo Coal Mining 5,8 juta ton, PT Jorong Barutama Greston 1 juta ton, PT Kitadin-Embalut 0,8 juta ton, dan PT Bharinto Ekatama 2,6 juta ton. Indominco, Trubaindo, Bharinto dan Jorong Barutama merupakan Perusahaan Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara (PKP2B). Sedangkan Kitadin merupakan perusahaan pemegang Izin Usaha Pertambangan (IUP).

Indominco tercatat memiliki luas wilayah konsesi 24.121 hektar, Trubaindo memiliki lahan konsensi 22.687 hektar, Bharinto Ekatama 22.000 hektar, Kitadin 2.338 hektar dan Jorong Barutama 4.883 hektar.(AT)