JAKARTA – PT Elnusa Tbk (ELSA), emiten jasa energi terintegrasi, mencatat laba bersih Rp5,17 miliar pada kuartal I 2017, anjlok dibanding periode yang sama tahun lalu Rp93,81 miliar. Penurunan laba bersih perusahaan yang terafiliasi dengan PT Pertamina (Persero) itu disebabkan melonjaknya beban pokok.

Elnusa pada tiga bulan pertama 2017 membukukan pendapatan Rp969,92 miliar, naik 5,2% dibanding periode yang sama tahun lalu URp921,08 miliar. Pendapatan perseroan berasal dari segmen usaha jasa distribusi dan logistik energi, jasa hulu migas terintegrasi dan jasa penunjang migas, baik dari pihak ketiga maupun berelasi.

Kontribusi pendapatan terbesar Elnusa berasal dari tiga perusahaan, yakni PT Pertamina (Persero) sebesar Rp342,81 miliar atau 35,3% dari total pendapatan, PT Pertamina EP Rp196,64 miliar atau 20,3% dan PT Total E&P Indonesie sebesar Rp52,9 miliar atau 5,5% dari total pendapatan.

Namun kenaikan beban pokok lebih besar, yakni mencapai 27,19% menjadi Rp898,22 miliar dibanding kuartal I 2016 sebesar Rp706,89 miliar. Akibatnya, laba kotor Elnusa anjlok 66,8% menjadi Rp71,69 miliar pada kuartal I 2017 dibanding periode yang sama tahun lalu Rp214,18 miliar.

Tolingul Anwar, Direktur Utama Elnusa, mengatakan target lifting minyak dan gas (migas) nasional 2017 sebesar 820 ribu barrel per day dan gas 6,4 miliar cubic feet per day tetap membuka peluang menarik bagi perusahaan jasa migas.

“Berkurangnya pesaing karena tumbangnya beberapa perusahaan jasa migas sejenis tidak menjadikan persaingan berkurang. Bahkan, hal ini menjadikan iklim persaingan menjadi lebih ketat,” kata dia.

Pada 2017, Elnusa menargetkan pertumbuhan pendapatan pada jasa hulu migas terintegrasi sebesar 14,7%, dan jasa distribusi dan logistik energi sebesar 6,4%. Pendapatan tahun ini ditargetkan sebesar Rp4,01 triliun atau naik 10,9% dibanding 2016. Kontribusi pendapatan terbesar berasal dari jasa hulu migas terintegrasi 47,6% serta jasa distribusi dan logistik energi sebesar 39,1%. Sisanya berasal dari jasa pendukung migas.(AT)