JAKARTA-Harga minyak mentah dunia berakhir lebih tinggi pada Senin (Selasa pagi WIB), ditopang beroperasinya kembali kilang-kilang di Amerika Serikat dan perundingan perpanjangan pengurangan produksi oleh Arab Saudi.

Laporan yang dilansir kantor berita Xinhua seperti dikutip Antara menyebutkan, patokan AS, minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman Oktober 2017, naik US$0,59 menjadi menetap di US$48,07 per barel di New York Mercantile Exchange.

Sementara itu, patokan Eropa, minyak mentah Brent North untuk pengiriman November 2017, naik tipis US$0,06 menjadi US$53,84 per barel di London ICE Futures Exchange.

Badai Irma, yang pernah menjadi topan Kategori 5, melanda pantai Florida selama akhir pekan. Badai ini terus berlanjut ke utara pada Senin (11/9), dan menjatuhkan hujan di Florida. Namun, Pusat Badai Nasional (NHC) AS mengatakan bahwa Irma telah melemah menjadi topan tropis.

Banyak kilang memulai kembali operasinya sekarang, sehingga mengangkat permintaan untuk minyak mentah Amerika.

Sementara itu, Arab Saudi sedang membicarakan perpanjangan pengurangan produksi, bertujuan untuk mengekang membanjirnya pasokan minyak mentah yang telah membebani harga minyak selama lebih dari tiga tahun.

Menteri Energi Arab Saudi Khalid al-Falih bertemu dengan rekan-rekannya di Venezuela dan Kazakhstan pada akhir pekan untuk membahas perpanjangan kesepakatan memangkas produksi sekitar 1,8 juta barel per hari sampai Maret 2018, setidaknya tiga bulan, kata Kementerian Energi Saudi.

Pada Senin (11/9), Falih dan rekannya dari Uni Emirat Arab juga sepakat untuk mempertimbangkan perpanjangan hingga melewati Maret.

Kesepakatan yang dicapai akhir tahun lalu telah membantu menjaga harga setinggi US$58 per barel pada Januari, namun sejak saat itu telah merosot karena persediaan global tidak turun secepat yang diharapkan. (dr)