JAKARTA –  Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) berstandar minimal Euro 4 adalah  keharusan untuk menopang pertumbuhan ekonomi.
Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian, menegaskan  ketersediaan BBM berstandar minimal Euro 4 untuk mengimbangi kemajuan teknologi dari industri otomotif dunia. Indonesia tidak bisa terus-terusan tertinggal dan masih mengandalkan BBM  Euro 2,  bahkan Euro 1 dan harus bisa hijrah ke BBM berkualitas lebih baik.
Airlangga mencontohkan  banyak industri pabrikan manufaktur memanfaatkan kemajuan teknologi dengan berpindah dari teknologi berbasis elektrik menjadi robotik. Hal ini juga yang harus bisa diterapkan dalam penggunaan bahan bakar.
“Kami ke depan punya roadmap yang harus dikejar. Kami sedang siapkan beberapa contoh, termasuk otomotif. Ada satu hal yang perlu diselesaikan, yaitu Euro 4,” kata Airlangga dalam paparan di seminar outlook Industri 2018, di Jakarta, Senin (11/12).
Dia menambahkan jika Indonesia bisa menyediakan BBM berstandar Euro 4,  maka juga bisa membantu perekonomian yakni dengan cara peningkatan produksi kendaraan dengan standar Euro 4.
Nantinya para pelaku industri menpunyai pilihan selain produksi untuk memenuhi kebutuhan di pasar domestik, kendaraan yang telah diproduksi juga bisa di jual ke luar negeri yang sudah lama beralih ke penggunaan mobil berbahan bakar standar Euro 4.
“Kami harus push Euro 4, dengan itu ekspor akan meningkat,” tegas Airlangga.
Untuk saat ini fasilitas pengolahan minyak yang dimiliki PT Pertamina (Persero)  baru bisa mengolah BBM dengan standar minimal Euro 2.  Itu pun dengan jumlah terbatas karena lebih banyak pengolahan bahan bakar berstandar Euro 1.
Pertamina pun sekarang sedang mengerjakan mega proyek kilang (Refinery Development Master Plant/RDMP),  yakni Kilang Balikpapan, Cilacap, Balongan dan Dumai. Serta menggarap dua proyek kilang baru (New Grass Root Refinery/NGRR), yakni Kilang Tuban dan Bontang.
Agus Cahyono Adi,  Kepala Biro Perencanaan Sekretariat Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengungkapkan setelah direvitalisasi dan selesai terbangun semua kilang Pertamina nantinya akan mampu mengolah minyak untuk bisa menghasilkan BBM berstandar mininal Euro 4.
“Bagaimana menuju Euro 4? Jadi di kilang minyak ini di program besar kami ada dua. yang pertama adalah RDMP, bagaimana merevitalisasi kilang yang ada dan nanti langsung teknologi yang digunakan adalah teknologi Euro 4 dan 5,” ungkap Agus
Menurut Agus, revitalisasi kilang Balikpapan akan paling cepat tuntas, karena dikerjakan sendiri oleh Pertamina. “Dan kami sudah akhir tahun ini di Balikpapan, RDMP sudah dimulai (pengerjaannya),” kata dia.
Roadmap mega proyek kilang Pertamina menargetkan Kilang Balikpapan tahap I selesai pada 2021 dengan standar minimal yang sebelumnya Euro 3 kemudian direvisi menjadi Euro 5. Pada 2023 Kilang Cilacap dan Balongan selesai.  Kemudian 2024,  RDMP Dumai dan Kilang Tuban rampung.
Selanjutnya pada 2025, revitalisasi tahap II Kilang Balikpapan dan pembangunan Kilang Bontang.(RI)