JAKARTA – Pemanfaatan energi untuk pembangkit listrik di Provinsi Kalimantan Utara (Kaltara) harus dilakukan secara terintegrasi.Apalagi kwasan Kaltara bisa menjadi masa depan industrialisasi nasional, lantaran sumber energi yang berlimpah di wilayah tersebut.

“Pengembangan Kaltara tidak bisa dikerjakan sepotong-sepotong. Harus membuat plan yang terintegrasi. Penting bagaimana melakukan secara bersama, siapapun pemainnya nanti. Lerlu keterlibatan semua pihak, kita dorong BUMN investasi di Kaltara,” kata Edwin Hidayat Abdullah, Deputi Bidang Usaha Energi, Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN di Jakarta, Rabu (8/3).

Rida Mulyana, Direktur Jendral Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), mengatakan Provinsi Kaltara memiliki potensi sumber daya EBT mencapai 5.849 megawatt (MW).

“Potensi energi panas bumi di Kaltara mencapai 50 MW, mini/mikro hidro 943 MW, Surya 4.643 MW, bayu (angin) 73 MW, biomassa dari limbah kelapa sawit 140 MW,” kata Rida.

Edwin juga mengakui, Provinsi Kaltara memiliki kondisi geografis yang strategis. Namun demikian, perlunya perencanaan yang terintegrasi dalam pengembangan sumber daya alamnya.

“Tidak mungkin PLN sebagai offtaker, sementara marketnya belum di develop. Kita harap nantinya lebih terintegrasi. Sumber energi berlimpah, geografis strategis, tapi sayang orangnya (market) belum ada,” tandas Edwin.(RA)