JAKARTA – Peningkatan penyediaan energi bersih masih menjadi komitmen pemerintah di subsektor energi baru terbarukan dan konservasi  energi (EBTKE). Ini ditunjukkan dengan peningkatan kapasitas terpasang listrik energi baru terbarukan (EBT) pada semester awal 2017.
Selama semester awal 2017 kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga panas  Bumi (PLTP) mencapai sebesar 1.698,5 MW, PLT bioenergi sebesar 1.812,7 MW. Sedangkan tambahan PLTS dan PLTMH hingga semester I ini sebesar 12,45 MW.
“Kapasitas pembangkit EBT perlu ditambah, distribusi energi perlu ditingkatkan guna meningkatkan elektrifikasi dan energi dapat dinikmati secara merata serta terjangkau,” kata Rida Mulyana, Direktur Jenderal  Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE Kementerian ESDM, di Jakarta, Selasa(26/9)
Rida menyampaikan bahwa harga EBT harus ditekan makin murah (affordable) sehingga dapat berkompetisi dengan energi fosil yang masih mendominasi di Indonesia. Apalagi EBT yang berlimpah hingga saat ini belum termanfaatkan optimal.
Rida menjelaskan, pengembangan pembangkit EBT akan lebih cepat jika tersedia softloan dengan tenor lama. Selain itu, perlu mengintensifkan kerja sama teknis dengan pihak luar negeri, dalam rangka transfer of technology dan pengembangan SDM.
“Subsidi energi harus diminimalisasi, penggunaan EBT is a must. Perlu ada pemangkasan dan simplifikasi perizinan untuk meningkatkan investasi EBT,” tandas Rida.(RA)