JAKARTA– Rencana PT PLN (Persero), badan usaha milik negara di sektor ketenagalistrikan, mengimpor gas alam cair (LNG) dari Singapura berpotensi masuknya mafia migas. Fahmy Radhy, pengamat ekonomi energi, mengatakan impor LNG akan menjadi sasaran mafia migas untuk berburu rente seperti yang terjadi pada impor bahan bakar minyak.
Fahmy berharap PLN perlu mempertimbangkan kembali rencana impor tersebut untuk memaksimalkan pemanfaatan gas dari dalam negeri dahulu, sebelum mengambil opsi impor.

“Mestinya pemerintah mengatasi akar masalah mahalnya harga gas di dalam negeri akibat adanya trader nonpipa dan juga keterbatasan pipa untuk meningkatkan distribusi gas dari hulu ke konsumen akhir yakni industri dan PLN, ketimbang mengambil opsi impor,” katanya.
Fahmy menjelaskanm, meski sebagai entitas bisnis, sah-sah saja bagi PLN mengimpor gas asalkan harganya lebih murah ketimbang dari dalam negeri.

Fahmy juga mengkhawatirkan jika PLN dan industri ramai-ramai impor, dapat mematikan industri gas dalam negeri. “Dengan terpuruknya industri gas dalam negeri, akan memicu ketergantungan impor gas, yang berpotensi menguras devisa negara,” katanya seperti dikutip Antara.

Di sisi lain, dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Gadjah Mada itu menilai kebutuhan gas pembangkit listrik PLN memang semakin meningkat di masa depan, sehingga BUMN listrik tersebut akan menjadi bergantung pada ketersediaan pasokan gas.
Oleh karena itu, memiliki sendiri fasilitas penampungan gas baik terapung maupun darat bisa menjadi opsi bagi PLN.

“Dengan memiliki fasilitas sendiri tersebut, maka PLN dapat menampung persediaan gas yang dibutuhkan, sebagai savety stock atau persediaan gas yang harus dipertahankan dalam jumlah tertentu,” ujarnya.

Sebelumnya, PLN dan dua perusahaan asal Singapura, yaitu Pavilion dan Keppel, menandatangani pokok-pokok perjanjian (HOA) kerja sama studi logistik dan penyiapan fasilitas gas alam cair (LNG) skala kecil di Tanjung Pinang dan Natuna, Kepulauan Riau.

Penandatanganan HOA dilakukan di Singapura, pekan lalu saat pertemuan bilateral pemimpin negara dalam rangka memperingati kerja sama Indonesia-Singapura ke-50 tahun.

Fasilitas penampungan LNG skala kecil tersebut direncanakan mendapat pasokan gas dari terminal di Singapura. Selain juga dijajaki kemungkinan memanfaatkan terminal LNG di Singapura untuk memasok gas ke pembangkit di Sumatera bagian utara.

Dengan upaya-upaya tersebut, PLN berharap mampu menurunkan biaya produksi listriknya.

“HOA ini bukan kontrak transaksi jual beli LNG, melainkan studi penyiapan infrastruktur mini LNG dengan tujuan mendapatkan solusi logistik yang paling andal dan efisien. Jika nantinya dari hasil studi diperoleh biaya lebih tinggi, maka studi akan berakhir tanpa tindak lanjut implementasi,” kata Direktur PLN Amir Rosidin dalam keterangan tertulis. (dr)